“ Terdakwa Menggugat Bahaya Televisi “
Oleh: Abu Hanifah Muhammad Faishal alBantani al-Jawy
Orang yang beriman mengetahui bahwa ia akan berdiri di hadapan Alloh Azza wa Jalla dan akan diminta pertanggungjawabannya mengenai apa yang dilihatnya dengan kehendaknya dan apa yang didengarnya dengan ikhtiarnya. Alloh Azza wa Jalla berfirman: “ Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati semuanya akan dimintai pertanggungjawabannya “. (QS. Al-Isra’: 36). Wahai kaum muslimin yang mulia, kita pada kali ini akan membicarakan tentang suatu “ Fitnah “ (Bencana) yang telah memasuki setiap rumah, kecuali orang yang diberi rahmat Alloh dan mereka itu sangat jarang, pembicaraan yang akan kami kemukakan kepada kalian pada kali ini tidak akan kekurangan kejujuran dan akan sangat jelas: “ Agar orang yang binasa itu binasanya dengan keterangan yang nyata “. (QS. Al-Anfal: 42).
Dan Pembahasan kami kali ini berjudul: “ Terdakwa Utama “. Itulah terdakwa yang senantiasa berada di sebagian besar rumah kaum muslimin, bahkan berada dalam majlis-majlis mereka dan kamar-kamar tidur mereka. Ia bukan terdakwa karena mencuri harta dan perabotan. Ia terdakwa karena mencuri kehormatan dan kesucian. Ia terdakwa karena mencuri nilai-nilai dan moral. Supaya kita tidak mengada-ada atasnya, mari kita membuka lembaran kasus dan dakwaan.
Televise terdakwa dengan dua puluh satu belas kasus, setiap kasus mampu menghancurkan aspek besar dari masyarakat:
· Ia terdakwa melatih pemuda untuk melakukan kekerasan.
· Ia terdakwa memotivasi untuk berbuat kekejian dan menyebarkan kenistaan di tengah para pemuda, baik laki-laki maupun perempuan.
· Terdakwa melatih para penjahat dengan seni terbaru untuk mencuri, menggeledah rumah dan membuka kunci.
· Terdakwa memotivasi kaum wanita/akhwat untuk durhaka kepada suaminya sehingga menyebabkan terjadinya banyak perceraian dan keretakan rumah tangga.
· Terdakwa melenyapkan akhlak yang mulia dan menyebarkan akhlak yang rendah seperti dusta, khianat, kefasikan, kesia-siaan dan lain sebagainya.
· Mengingkari nilai-nilai dan tradisi-tradisi Islam serta menggambarkannya dengan image yang terbelakang.
· Melalaikan para pelajar&mahasiswa dari pelajaran mereka dan menyia-nyiakan waktu mereka.
· Membuat para pelajar&mahasiswa akan jauh dari norma-norma agama Islam dan menghancurkan nilai-nilai keislaman, yang malah ditelevisi yang menjadi trend para pemuda adalah mode-mode budaya orang kufar (kafir).
· Upaya menghancurkan ekonomi umat (islam).
· Mencemari Aqidah Tauhid anak-anak serta Kaum Muslim.
· Membunuh Ghirah (Kecemburuan) laki-laki terhadap istri mereka dan mahram mereka.
· Melemahkan Aqidah Al-Wala’ wal Bara’ (loyalitas dan benci) yang dimiliki kaum muslimin.
· Mencemari sejarah Islam melalui cara apa yang dinamakan dengan “ Serial Agama”.
· Kedua Orang tua tidak lagi memperhatikan putra-putri mereka, karena sibuk dengan acara televisi.
· Menyia-nyiakan kekayaan bangsa untuk sesuatu yang tidak ada manfaatnya.
· Memotivasi untuk merokok, memakai kondom, meminum miras, memakai obat-obatan (Napza)
· Membuat/mengajarkan para pemuda&pemudi cinta kepada sang kekasih/pacar disbanding keciantaanya kepada Alloh dan Orang tua.
· Propaganda kepada nasioanalisme, komunisme&imperialisme dan memporak-porandakan persatuan Islam.
· Menyebabkan kaum muslimin malas/lalai untuk beribadah.
· Menumbangkan bahasa Arab/Indonesia dan menyebarkan lughah ‘ammiyyah (bahasa pasaran/bahasa gaul) di tengah-tengah manusia.
· Mempropagandakan bahwa Islam adalah agama Terorisme dan agama yang tidak cinta damai.
Maka waspadalah wahai umat Islam atas propaganda yang dilakukan oleh Televisi terhadap umat Islam. Maka ingatlah, “ Dan Sesungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): ‘Sembahlah Alloh (saja), dan jauhilah thaghut “. (QS. An-Nahl: 36). Jadi tayangan yang telah ada di Televisi semua acaranya sangatlah sia-sia karena dapat melalaikan kita untuk beribadah hanya kepada Alloh dan malah menyembah thaghut sang TV bukan kepada Alloh sang pencipta Dunia yang mulia ini. Sebagaimana yang dikatakan Syaikh kami yang mulia al-Baro’ al-Faqih Prof. DR. Shalih bin Fauzan bin ‘Abdullah Al-Fauzan Hafidzhahulloh (Anggota Al-Lajnah Ad-Da’imah juga Ha’iah Kibarul Ulama) berkata: “ Dunia ini penuh fatarmogana marilah kita raih kejayaan Islam dengan mempelajari ilmu Syar’i (Agama) yang merujuk kepada pemahaman Ahlusunnah wal Jama’ah dengan Manhaj (pemahaman) Rasululloh dan para Salafush Ash-Shalih yang Robbani yang dijamin masuk syurga dibanding kita sia-sia dalam menonton TV berlama-lama yang tidak ada manfaatnya dan banyak mudharatnya juga dibandingkan dengan kita membaca Al-Qur’an dan mempelajari Sunnah-sunnah/hadist-hadist Rasululloh ya Saudaraku yang mulia “ ?.
Maka wahai Saudaraku yang dicintai Alloh sungguh mengikuti jalan para Rasul juga para Salafush Ash-Shalih adalah keharusan setiap muslim, sebagaimana firman Alloh: “ Dan bahwa (yang kami perintahkan) ini adalah jalanKu yang lurus, maka ikutilah dia; dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain) “. (QS. Al-An’am: 153). Maka bukanlah kecintaan kita kepada sang idola yang ada di TV itu adalah perbuatan yang haram dan dimurkai yang dilaknat Alloh sungguh sang panutan idola kaum muslim adalah Rasululloh Muhammad Ibnu Abdillah Shallallahu’ Alaihi wa Sallam bukanlah yang ada di TV yang mencari ketenaran dan popularitas semata?.
Diriwayatkan dari Mu’awiyah bin Haidah bahwa Rasululloh Shallallahu’ Alaihi wa Sallam bersabda: “ Celaka bagi orang yang berbicara, sedangkan ia dusta (dalam pembicaraannya) supaya suatu kaum tertawa. Celaka bagi dia, celaka bagi dia “. (HR. Ahmad, Abu Dawud, At-Tirmidzi dan Al-Hakim), jadi kami peringatkan kepada pengelola TV agr acara tayangan yang seharusnya itu mendidik kepada kemashlahatan umat bukan tayangan Gosip
Karena sungguh Pacaran itu adalah perbuatan Syaithan Laknatulloh yang menggiring umat kepada Neraka maka lebih bik Nikah saja daripada terkena laknat Alloh!, Sesungguhnya Islam ini Agama yang Mulia dan Tinggi bukanlah agama yang sulit tetapi Agama Islam adalah agama yang mudah dan ringan sekali lihat dan rujuk Kitab Ad-Dhiyaul’ Laami Minal Kutabil Jawami’ Oleh: Al-Allamah Syaikh Al-Faqih Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin Rahimahulloh. Kami menghimbau sekali lagi kepada anda para penjaja/pengelola TV agar menayangkan acara yang mendidik umat, serta untuk tidak menjajakan tontonan yang tidak bermanfaat, seperti acara-acara yang telah kami sebutkan tadi contohnya, Sinetron, Film-film Mistik, Gosip, Percintaan ataupun pacaran juga acara-acara yang tidak diridhoi Alloh Azza wa Jalla. Sekian. Barakallohu’ fiik.
Maraji’/Rujukan:
· Kitab At-Tauhid Awwalan Ya Du’atal Islam, Karya: Syaikh Al-Allamah Muhadist Muhammad Nashiruddin Al-Albani Rahimahulloh.
· Kitab Al-Muttaham al-Awwal, Karya: Syaikh Al-Allamah Al-Faqih Wahid Abdus Salam Bali Hafidzhahulloh
· Kitab Kalimat illal Murobbi wal Murobbiyat, Karya: Syaikh Al-Allamah Al-Faqih Muhammad bin Jamil Zainu Hafidzhahulloh
· Kitab At-Tamtsill, Karya: Guru Kami Syaikh Al-Allamah Al-Faqih DR. Bakr’ bin Abdillah Abu Zayd Hafidzhahulloh
· Kitab Mukhalafat taqa’u fiha an-Nisa’, Karya: Guru Kami Syaikh Al-Allamah Al-Faqih DR. Abdullah bin Abdurrahman al-Jibrin Hafidzhahulloh
· Kitab Tadabbur Al-Qur’an, Karya: Guru Kami Syaikh Al-Allamah Al-Faqih Prof. DR. Shalih bin Fauzan bin ‘Abdullah Al-Fauzan Hafidzhahulloh
· Kitab Mas’uliyah Al-Mar’ah al-Muslimah, Karya: Guru Kami Syaikh Al-Allamah Al-Faqih Abdullah bin Jarulloh bin Ibrahim al-Jarulloh Rahimahulloh.
Ucapan Terima kasih kepada: Abi dan Ummi serta Adik Ramadhan juga Kawan-kawan di Markaz Dakwah Islam Yayasan Al-Qolam, Bekasi, Kawan-kawan di Ma’had Darul Ulum, Bogor, Kawan-kawan di Jama’ah Anshorut Tauhid (JAT), Kawan-kwan di Jama’ah An-Najat, Jakarta, Kawan-kawan di Islamic Center Al-Islam, Bekasi, Kawan-kawan di HASMI, Bogor, Kawan-kawan di PT. Marwah Indo Media (MIM), Bogor, Kru Radio Fajar Imani (FAJRI) 91,4 FM, Kawan-kawan di Penerbit Islamika dan Penerbit Kafayeh, serta Ikhwah Fillah dan Mujahidin Ahlus Sunnah dimanapun semoga kita tetap istiqomah diatas Manhaj Rasululloh dan para Salafush ash-Shalih. Amien ya Mujibas Saliem.
PT.MIM, Cimanglid-Bogor, 13-3-2007 Masehi diedit Ulang Bekasi, 09-09-2008
Tidak ada komentar:
Posting Komentar