Rabu, 11 Februari 2009

“Fenomena Tahun Baruan di tinjau dari Syari’at Islam “

“Fenomena Tahun Baruan di tinjau dari Syari’at Islam “

oleh: Abu Hanifah Muhammad Faishal alBantani alJawy

Muraja’ah (Dikoreksi): Abu Faqih Abdul Wahab At-Teghaly

Sungguh dilema umat Islam di seluruh dunia yang katanya beragama Islam, tapi masih saja mengikuti serta merayakan ajaran yang tidak dicontohkan bahkan di ajarkan oleh sang panutan umat Islam yakni Rosululloh Muhammad Ibnu Abdillah Shallallahu’ alaihi wa Sallam yang menjadi uswah serta tauladan bagi seluruh umat Islam diseluruh penjuru dunia, maka oleh sebab itu apakah sudah dicontohkan bahkan di ajarkan oleh Rosul kita Shallallahu’ alaihi wa Sallam tentang mengadakan perayaan Tahun Baruan bahkan merayakan dengan meriah pada acara tersebut wahai saudaraku yang mulia!, kalau benar dicontohkan oleh Rosul lakukanlah tapi kalau tidak ada contohnya maka tinggalkanlah sebab ini termasuk ajaran Bid’ah yakni yang tidak ada perintah dari agama tapi diada-adakan serta Tasyabuh yakni mengikuti ajaran orang Kafir.

Maka marilah kita simak hadist Rosululloh beliau bersabda: “ Barangsiapa yang mengamalkan amalan yang tidak ada contohnya dariku (Rasululloh) maka amalannya tertolak “. (HR. Muttafaq’ alaih dengan Sanad Shahih), serta Rasululloh dengan petunjuk Alloh telah menetapkan dua hari raya bagi umat Islam yaitu hari raya Iedul Fitri dan Iedul Adha’ sebagaimana hadist di bawah ini: “ Diriwayatkan dari Aisyah Radhiyallohu’ Anha katanya:….., Rasululloh Shallallahu’ alaihi wa Sallam bersabda: Wahai Abu Bakar! Sesungguhnya setiap kaum itu mempunyai Hari Raya dan ini adalah Hari Raya kami “. (HR. Muttafaq’ alaih , dalam Kitab Jami’ush Shahih No.492). nah, oleh karena itu saudaraku yang Mulia umat Islam, bahwa hadist tersebut menerangkan sesungguhnya kita sebagai umat islam tidak boleh mengamalkan serta mengadakan bahkan mengikuti ajaran yang tidak ada contohnya dari Rasululloh tersebut yang telah jelas beliau menerangkan bahwa Tahun Baruan tidak pernah dicontohkan oleh Rasululloh bahkan para Shahabat, Tabi’in, serta Tabi’ut Tabi’in yang telah dijamin oleh Alloh Syurga.

Oleh karena itu wahai saudaraku yang mulia sungguh Tahun Baruan itu sama saja kita Tasyabuh terhadap kaum kafir sebagaimana kita ketahui Tasyabuh kepada kaum kafir sama saja kita seperti golongan mereka yang jelas mereka telah di jamin oleh Alloh masuk Neraka, apakah kita masih mau Tahun Baruan, nah untuk mengetahui Tasyabuh dalam perayaan Tahun baruan ada dua jenis nich Tasyabuh dalam perayaan Tahun Baruan yakni:

· Tasyabuh secara Umum seperti: Meminum-minuman keras, memakai obat-obatan, yang jelas haram yang memang membuang uang dan termasuk pemborosan serta termasuk pengikut Syaithan, Terjadinya Ikhtilat yakni bercambur baurnya antara pria dan wanita, Jalan-jalan yang tidak jelas bersama sang Kekasih seperti ke Pantai, Puncak, dan tempat lainnya yang jelas mereka telah dimasuki Syaithan, Membeli makanan dan minuman yang berlebihan dan tidak mau bersedekah kepada umat yang memerlukan bahkan uangnya tersebut buat poya-poya dalam perayaan tahun baruan, Terjadinya Khalwat (berduaan) antara Pria dan wanita yang bukan mahramnya sebagaimana Rasululloh bersabda: “ Tidaklah seorang laki-laki berkhalwat dengan wanita yang bukan mahramnya melainkan syaithan sebagai pihak ketiganya”. (HR. Ahmad), Keluarnya seorang wanita tanpa menutupi seluruh auratnya termasuk muka (cadar), dengan pakaian yang terbuka, terkuak, ketat atau tipis. Ini semua diharamkan dan termasuk dosa besar, serta banyak sekali penyimpangan lainnya yang mereka lakukan dan tidak tahu akan dosa dan maksiat yang bahkan menjerumuskan kedalam neraka.

· Tasyabuh secara khusus yakni yang berkaitan dengan Agama seperti: Memainkan Terompet, Menyalakan lilin atau Kembang api yang mengikuti perayaan Natalan, BerDo’a bersama juga berDzikir bersama bahkan dengan umat lainnya yang jelas Rasululloh melarangnya, Bernyanyi juga menari yang jelas dilarang Alloh dan RasulNya Muhammad Shallallahu’ alaihi wa Sallam, serta perbuatan yang lainnya yang jelas tidak dicontohkan oleh Syari’at Alloh dan RosulNya Shallallahu’ alaihi wa Sallam yang mulia.

Pantas saja Rosululloh Muhammad Ibnu Abdillah Shallallahu’ alaihi

wa Sallam telah Memberikan Isyarat dalam Sabdanya: “ Sungguh kamu akan mengikuti perilaku orang-orang sebelum kamu sejengkal demi sejengkal lalu hasta demi hasta, hingga sekiranya mereka masuk lubang biawakpun niscaya kamu akan mengikuti mereka “. Kami bertanya, “ Apakah Yahudi dan Nashrani?. Rasul menjawab, “ Lalu siapa?. (Hadist Al-Bukhari dalam Kitab Fathul Bari, XIII: 300, Muslim, VIII: 57 dengan sanad Shahih). Rasululloh Shallallahu’ alaihi wa Sallam pun telah mengingatkan kembali umatnya dari perilaku demikian sebagaimana sabdanya kembali: “ Barangsiapa meniru-niru suatu kaum maka ia termasuk golongan mereka “. (HR. Ahmad II : 50, Abu Dawud No. 4031, dishahihkan oleh Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani –Rahimahulloh- dalam Kitab Shohihul Jami’ No.6025).

Maka perhatikan, betapa keras Rasululloh Shallallahu’ alaihi wa Sallam dalam masalah ini. Sampai-sampai seseorang yang melakukan Tasyabuh terhadap suatu kaum dihukumi masuk golongan mereka. Maka Saudaraku Kaum Muslim yang dicintai Alloh janganlah engkau mengikuti serta merayakan perayaan Tahun Baruan yang telah jelas perbuatan tersebut tidak pernah dicontohkan oleh para Nabi sebelum Nabi kita Muhammad yang jelas mereka menyeru kepada ajaran untuk ta’at kepada Alloh saja sampai Nabi kita sang panutan umat yakni baginda Rasululloh Muhammad Ibnu Abdillah Shallallahu’ alaihi wa Sallam yang jelas mereka tidak pernah mengajarkan kepada umat mereka untuk merayakan Tahun Baruan sebab Tahun Baruan adalah perbuatan yang Haram serta Bid’ah yang jelas membawa kepada jurang Neraka. Maka oleh sebab itu kita sebagai umat islam telah ditinggalkan oleh Rasululloh untuk mempelajari Syari’at Islam yang murni yang ada dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah sebagaimana Rasululloh bersabda: “ Sesungguhnya telah aku tinggalkan kepadamu dua perkara, yang apabila kalian berpegang teguh kepada keduanya maka tidak akan tersesat selama-lamanya, yaitu Kitabulloh (Al-Qur’an) dan Sunnahnya (Hadist) “. (HR. Ashabus Sunan).

Oleh karena itu Saudaraku yang mulia marilah kita pelajari Islam ini dengan Ikhlas dan penuh keyakinan bahwa Islamlah agama yang telah diridhoi Alloh dan menjadikan Al-Qur’an dan As-Sunnah sebagai Pedoman serta hanya berjihad fisabilillah jalan keselamatan juga mati syahid cita-cita yang mulia bukan hanya mengikuti ajaran kaum kafir yang telah menodai kesucian agama kita (Islam), oleh sebab itu wahai Saudaraku janganlah engkau sekali-kali mengikuti bahkan merayakan perayaan Tahun Baruan yang jelas telah melanggar Syar’iat Alloh dan RasulNya yang mulia, maka Kami menghimbau kepada kalian semua Saudaraku ingatlah perbuatan Tahun Baruan adalah sia-sia belaka dan membawa kepada ajaran yang sesat lagi menyesatkan dan menjerumuskan kita kepada jurang Neraka yang jelas Tahun Baruan tidak pernah dicontohkan oleh Rasul kita Muhammad Ibnu Abdillah Shallallahu’ alaihi wa Sallam, Tabi’in, Tabi’ut Tabi’in yang mulia dan patut kita ikuti semua perintah dan ajaran beliau yang mulia bukan ajaran Orang Kafir serta hukum Thoghut yang jelas masuk neraka apalagi ta’at kepada atasan juga Pemerintah yang tidak mau menegakkan hukum syari’at Alloh yang Maha Mulia lagi Maha Esa Raab semesta alam. Mari renungkan QS. Al-‘Ashr Ayat 1-3 yang berbunyi: “ Demi masa sesungguhnya manusia itu berada dalam kerugian kecuali orang yang beriman dan beramal shaleh dan naseti-menasihati dalam kebaikan dan nasehat-menasehati dalam kesabaran “. Sekian. Barakallohu’ Fiik, Semoga tulisan ini bermanfaat. Wa’akhiru Dakwathuna. Subhanakallohumma’ Wabihamdikaa’ Ashadu’alaa ‘illaa Anta Astaqfiruka Wa’athubuhu ‘Ilaika. Nun Wal Qolami Wamaa’ Yasthurun. Wallohu’ Ta’ala A’lam bish Showab.

Maraji’ (Catetan Kaki):

  • Al-Qur’an dan tejemahan dari DEPAG RI.
  • Kitab Mukhalafat Taqa’u fiha an-Nisa’ Oleh: Syaikh kami yang mulia Al-Allamah DR. Abdullah bin Abdurrahman al-Jibrin Hafidzhahulloh.
  • Kitab Tadabur Al-Qur’an Oleh: Syaikh kami yang mulia Al-Allamah Prof. DR. Shalih bin Fauzan bin Abdulloh Fauzan Hafidzhahulloh.
  • Kitab At-Tamtsiil Oleh: Syaikh kami yang mulia Al-Allamah DR. Bakr’ bin ‘Abdillah Abu Zayd Hafidzhahulloh.
  • Buku Ketika Kehormatan Dicampakan Oleh: Syaikh Al-Allamah Faishal bin Sa’id Az-Zahrani Hafidzhahulloh, Terbitan: Pustaka At-Tibyan.
  • Kitab Tsalatsu Fatawa Muhimmah Oleh: Al-Lajnah Ad-Da’imah.
  • Buku Akibat Salah Pergaulan Oleh: Syaikh Abdul Qadir bin Muhammad bin Hasan Abu Thalib Hafidzhahulloh Terbitan: Pustaka At-Tibyan.
  • Kitab Mas’uliyah Al-Mar’ah Al-Muslimah Oleh: Syaikh Al-Allamah Abdullah bin Jarulloh bin Ibrahim Al-Jarulloh Hafidzhahulloh
  • Buku Jagalah dirimu & Keluargamu dari Api Neraka Oleh: Syaikh Muhammad Jamil Zainu Rahimahulloh Terbitan: Cahaya Tauhid Press.
  • Buku Bila Hati di Mabuk Cinta Oleh: Syaikh Muhammad bin Ibrahim Al-Hamd Hafidzhahulloh Terbitan: Pustaka At-Tibyan.
  • Kitab Ushulus Sunnah Oleh: Al-Imam Ahmad bin Hanbal Rahimahulloh.
  • Kitab Salluf Suyuf Wal Asinnah ‘ala Ahlil Hawa wa Ad’iyais Sunnah Oleh: Syaikh Tsaqil bin Shalfiq Al-Qasimi Hafidzhahulloh.
  • Kitab Mukhtashar Kitab Al-I’itisham Oleh: Al-Imam Asy-Syathibi Rahimahulloh.
  • Kitab Al-‘Umm Oleh: Al-Imam Asy-Syafi’i Rahimahulloh.
  • Kitab Al-Muttaham Al-Awwal Oleh: Syaikh Wahid Abdus Salam Bali Hafidzhahulloh.
  • Buku Ahlusunnah Wal Jama’ah Terbitan: HASMI.
  • Buku Shirothol Mustaqiem Terbitan: HASMI.
  • Majalah As Silmi, Edisi 01 Rabi’ul Akhir 1426H/Mei 2005 M, serta Maraji’ lainnya yang masih banyak.

Dibuat oleh, Al-Faqir illalloh Ta’ala

Salam Taqdim, Bekasi, 26 Desember 2007

Abu Hanifah Muhammad Faishal alBantani bin Shalih Abu Ramadhan

Seorang Hamba yang mengharap Ridho dan ampunan RaabNya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar