Rabu, 11 Februari 2009

“ Penyimpangan terhadap Dakwah Salafiyyah yang Murni (Edisi Revisi)

“ Penyimpangan terhadap Dakwah Salafiyyah yang Murni (Edisi Revisi) “

Segala Puja dan puji hanya milik Alloh Ta’ala. kita memuji, meminta pertolongan, memohon ampun kepada-Nya, kta berlindung kepada-Nya dari keburukan perbuatan kita. Barangsiapa yang diberi petunjuk oleh Alloh, maka tidak ada yang bisa menyesatkannya. Dan sebaliknya, barangsiapa yang disesatkan oleh Alloh Azza wa Jalla, maka tidak ada yang memberi petunjuk kepadanya. Kita bersaksi tidak ada yang berhaq disembah melainkan Alloh satu-satu-Nya, tidak ada sekutu bagi-Nya. Dan kita bersaksi bahwa Rasululloh Muhammad Shallallahu’ Alaihi Wa Sallam adalah hamba dan utusan-Nya. Amma Ba’du.

“ Sebaik-baik petunjuk ialah Kitabullah (Al-Qur’an), serta sebaik-baik petunjuk ialah petunjuk Rasulullah yakni Sunnahnya, dan seburuk-buruk perbuatan dan perkataan ialah yang diada-adakan dan setiap yang diada-adakan ialah Bid’ah dan setiap KeBid’ahan itu sesat serta setiap kesesatan itu ialah tempatnya di dalam Naar (Neraka) “.

Tulisan ini disampaikan pada Kajian Remaja & Pelajar Islam di Masjid Al-Amjad-Tigaraksa, Tangerang

Sesungguhnya Dakwah Ahlussunnah wal Jama’ah yang dikenal dengan ASWAJA yang telah dibawakan oleh pengaku pemegang bendera Salafiyyah yang mengklaim mereka paling benar yang menisbatkan dirinya sebagai seorang Salafi atau Salafiyyun adalah tidak pernah menyatakan dirinya dengan As-Salafi/Salafy, Al-Atsari, Salafiyyun dan yang semisalnya adalah tidak ada asal usulnya sebab Masyayikh Rujukkan mereka Al-Allamah Fadhilatush Syaikh Prof. DR. Shalih bin Fauzan bin Abdullah Al-Fauzan (Syaikh Ibnu Al-Fauzan) Hafidzhahulloh berkata: ” Salaf adalah Hijbulloh (Golongan Alloh) yang beruntung, adapun penamaan dengan As-Salafi atau Al-Atsari tidak ada asal usulnya, yang wajib adalah seseorang mengkaji dan mencari kebenaran serta mengamalkannya ”. (Lihat Buku ” Beda Salaf dengan Salafi harusnya sama kenapa Beda?, dilengkapi Fatwa Ha’iah Kibarul Ulama, Karya: Al-Allamah Fadhilatush Syaikh Muth’ab bin Suryan Al-’Ashimi Hafidzhahulloh Terbitan: Media Islamika Hal. 140-143, yang anehnya Buku ini dibantah oleh Kalian dengan Judul Beda Salaf dengan Hijbi!, apakah ini yang dinamakan Dakwah Salafiyyah saling Membantah Wahai Sang Keledai dunggu sang Salafi/Salafiyyun Ma’zum yang tersesat!!).

Yang anehnya sang Kelelawar klaimer Salafi/Salafiyyun ini menjadikan Aqwal Rizal (Pendapat Para Tokoh) sebagai standar Manhaj (Pemahaman) padahal menurut Manhaj Ahlussunnah wal Jama’ah sebagaimana yang telah ditegaskan oleh para Ulama Rabbani adalah sumber hukum baik dalam masalah Aqidah maupun yang lainnya adalah bersumber kepada Kitabulloh Al-Qur’an dan As-Sunnah serta Ijma’ Salafush Shalih yakni para Pendahulu Ummat yang Sholeh Seperti Para Shahabat Ridwanulloh ’Ajmain, Tabi’in, Tabi’ut Tabi’in yang mendapat petunjuk itulah yang patut diikuti dan Ijma’ Ummat secara Umum. Akan tetapi dikalangan Klaimer Salafi atau Salafiyyun ini Aqwal Rizal (Pendapat Para Tokoh) di jadikan sebagai standar Manhaj yang dapat mengeluarkan seseorang atau kelompok, Tandzim (Organisasi) Islam, Harakah, Jama’ah dari Ahlussunnah wal Jama’ah padahal Manhaj bukan sebagai standar figuritas dan seharusnya yang patut kita ikuti adalah pedoman Kitabulloh Al-Qur’an dan As-Sunnah sesuai Manhaj Salafush Shalih dan Ulama Rabbani bukan menjadikan para tokoh baik Kyai, Syaikh, Ustadz, Da’i, dll sebagai figuritas yang harus di ikuti baik dalam perkataan mereka, perbuatannya, tingkah lakunya, bukankah Rasululloh panutan kita wahai Klaimer Salafi atau Salafiyyun? (Jawablah dengan dalil bukan hawa nafsu!!).

Aneh bin ajaib betul mereka sang Klaimer Salafi/Salafiyyun yang mengaku pembawa bendera Salafiyyah yang paling benar dan gampang sekali mereka menuduh para Ulama, Du’at dan Mujahidin dengan kata-kata yang tidak enak di dengar seperti gampang sekali mereka menuduh saudara sesama muslim yang tidak sejalan dengan Fikroh (Pemikiran) dirinya dengan kata-kata seperti Sururiyyun, Quthubiyyun, Takfiriyyun, Hijbiyyun, Khawarij, dll (Walaupun hingga saat ini kita tak pernah mengetahui secara jelas apa itu perkataan seperti itu yang seharusnya tidak etis untuk dikatakan oleh seorang muslim) atau cacian-cacian lain yang tidak kalah buruknya. Pengakuan mereka sebagai pemegang bendera dakwah Salafiyyah di manapun perlu di ukur secara benar menurut Manhaj Ahlussunnah wal Jama’ah. Bukan semata pengakuan atau Tazkiyyah (Rekomendasi) dari Masyayikh mereka saja.

Karena penentu kebenaran itu adalah Kitabulloh Al-Qur’an dan As-Sunnah menurut Pemahaman As-Salaf Ash-Shalih (Salafush Shalih), terkadang seharusnya mereka itu harus ta’bayun (Klarifikasi/cek dan ricek) dan Tasabbut (Mencari data akurat) terlebih dahulu sebelum mereka mengatakan seseorang atau Tandzim (Organisasi) Islam, Harakah atau Jama’ah yang di tuduh oleh sang Klaimer Salafi/Salafiyyun. Renungkanlah dan periksa QS. 17:36, Tafsir dalam ayat ini adalah kita dilarang berkata tanpa ilmu, bahkan hanya dugaan dan khoyal ”. (Tafsir Ibnu Katsir). Dan periksalah kembali QS.4:94, oleh karena itu kita harusnya diperintakan Ta’bayun dan Tasabbut dalam seluruh keadaan yang akan mengarah terjadinya kesamaran (Isytibah) sampai jelas masalahnya dan tegas kebenaran dan ketepatannya. (Lihat Kitab Taisir Al-Karim Ar-Rahman fii Tafsir Kalam Al-Mannan, Karya: Al-Allamah Fadhilatush Syaikh Abdurrahman bin Natsir As-Sa’di Rahimahulloh, Hal. 195). Oleh karena itu wahai sang Klaimer Salafi/Salafiyyun baik Ulama, Du’at dan Jama’ahnya dengarlah kalian seharusnya anda bersikap bijak dalam berbicara jangan gampang menuduh tanpa bukti saudara kalian dengan kata-kata yang tidak enak di dengar.

Padahal Masyayikh rujukkan kalian diantara satu dengan yang lainnya tidak ada yang saling menuduh, memojokkan, menghina sebelum mereka Ta’bayun dan Tasabbut terlebih dahulu, apakah ini yang dinamakan Manhaj Ahlussunnah wal Jama’ah? Wahai sang keledai ilmu sang Salafi/Salafiyyun Ma’zum!!, yang gampang sekali menuduh saudara sesama Muslim dengan kata-kata yang tidak enak di dengar, padahal Masyayikh rujukkan kalian berfatwa seharusnya kita walaupun berbeda Tandzim (Organisasi) Islam, Harakah, Jama’ah atau golongan yang seharusnya kita bersikap Ta’awun (yakni bersikap bekerjasama, gotong royong & saling menasehati) antara satu dengan yang lainnya bukan hanya saling menuduh sebelum kalian Ta’bayun dan bersikap Tasabbut, ingatlah wahai kelelawar sang klaimer Salafi/Salafiyyun kesalahan fatal kalian adalah gampang sekali menuduh para Mujahidin yang berjuang demi menegakkan dan meninggikkan Kalimatulloh baik di Bumi Palestina, Kashmir, dll.

Padahal Masyayikh Rujukkan kalian seperti Al-Allamah Fadhilatush Syaikh Al-Imam Abdul Aziz bin Abdullah bin Baaz (Syaikh Ibnu Baaz) Rahimahulloh dalam Kitabnya Fadhlul Jihad Wal Mujahidin, Al-Allamah Fadhilatush Syaikh Abdul Aziz bin Nashir Al-Julayyil Hafidzhahulloh bukan Al-Jalil namanya dalam Kitabnya At-Tarbiyyah Al-Jihadiyyah fii ’Dlaul Al-Kitab was Sunnah, Al-Allamah Fadhilatush Syaikh Al-Mujahid Abu ’Abdullah Hamuud bin ’Uqla Asy-’Syu’aiby Rahimahulloh dalam Kitabnya Al-Qoul Al-Mukhtar Fie Hukmi Al-Isti’anah bi Al-Kuffar, Al-Allamah Fadhilatush Syaikh Al-Mujahid Husain Mahmud Rahimahulloh dalam Kitabnya Naqdul Muntaqidin wa Sadzajatul Mujahidin serta Masyayikh lainnya adalah sangat mendukung perjuangan para Mujahidin. Apakah sikap kalian sebagai pengaku murid-murid mereka atau mengambil rujukkan dari mereka tetapi gampang sekali mengatakan terhadap para Mujahidin di manapun yang menegakkan dan meninggikkan Kalimat Tauhid dengan tuduhan atau kata-kata keji seperti Terorisme (Al-Irhab), Khawarij, Takfiriyyun, dll yang tidak seharusnya dikatakan oleh seorang Muslim sebelum bersikap Ta’bayun dan Tasabbut.

Wahai sang dunggu Kelelawar Klaimer Salafi/Salafiyyun bacalah dan milikilah Kitab-kitab ulama tersebut dan amalkanlah, semoga Alloh berikan Taufiq dan Hidayah dalam meniti Manhaj yang Haq bukan yang Bathil yang dimurkai Alloh. Dan sungguh kalian wahai sang keledai ilmu sang Salafi/Salafiyyun Ma’zum janganlah kalian bersikap seperti Ghullatul Murjiah yang aneh bin ajaib dalam memahami masalah Iman, bukankah Iman menurut Ahlussunnah wal Jama’ah dalam hal ini juga termasuk Salafush Shalih dan Ulama Rabbani adalah Iman itu Pembenaran di hati, di ucapkan di lisan dan di amalkan dengan anggota badan, kalaupun si fulan tersebut beriman dalam hati dan lisannya lalu kenapa perbuatan (anggota badan) zhahirnya menyalahi hati dan lisannya?, berpikirlah kalian wahai sang dungu Salafi/Salafiyyun Ma’zum dan mohonlah hidayah dan petunjuk Alloh Rabbul ’Izzati, yang anehnya subhat yang menjadi hujjah palsunya kalian sang keledai atau kelelawar Salafi/Salafiyyun Ma’zum adalah bahwa hak Takfir adalah hak Ulama, ini adalah merupakan kebohongan/kedustaan dan kepalsuan yang tidak pernah mereka bisa membuktikan dengan dalil dari Kitabulloh Al-Qur’an dan As-Sunnah, walaupun dari ulama manapun yang mereka klaim, jika satu dalilpun dan perkataan ulama manapun tidak pernah menyatakan hak Takfir itu hak Ulama, lalu kenapa kalian ” Wahai para Murjiah yang berkedok Salafi/Salafiyyun, kenapa kalian berani dan lantang mendahului Alloh dan Rasul dan para pewarisnya (Ulama)? ”. Silakan kalian sang keledai/kelelawar dungu periksalah dan pahamilah QS. Al-Mumtahanah: 4 dan Kitab-kitab A’immatud Da’wah Tauhid semisal, Al-Imam Al-Mujaddid Asy-Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab At-Tamimi Rahimahulloh, Syaikhul Islam Al-Imam Ibnu Taimiyyah Rahimahulloh, dll.

Dan ingatlah wahai sang dunggu Salafi/Salafiyyun Ma’zum sungguh kami beserta ikhwah kami telah Bara’ (berlepas diri) terhadap Thaghut Nasional dan Internasional yakni PBB dan sekutunya, apakah kalian masih bilang Negara manapun yang pemimpinya beragama Islam, Mayoritas umat beragama Islam, ada Adzan di mana-mana sebagai Negara Islam dan harus kita ta’at, sungguh wahai Al-Kahdzab Klaimer Salafi/Salafiyyun kalian telah mendahului hukum Alloh dan Rasulnya, apakah kalian tidak paham isi kandungan dari QS. Al-Ma’idah: 44 yang menerangkan bahwa status Negara yang tidak berhukum dengan Hukum Alloh yakni Kitabulloh Al-Qur’an dan As-Sunnah Rasululloh adalah status Negara itu Kafir bukan Negara Islam?, dan Negara itu yang tidak bersumber dengan Kitabulloh dan As-Sunnah adalah Negara Ridah Wajib Negara itu dijatuhkan dan digantikan Pemerintahan dengan yang menjalankan Hukum Alloh yakni Kitabulloh Al-Qur’an dan As-Sunnah Rasululloh yang mulia.

Ingatlah wahai sang kelelawar atau keledai dungu Klaimer Salafi/Salafiyyun bahwasannya kalian mengaku dan mengambil rujukkan kepada Syaikh Ibnu Baaz dan Ulama Al-Lajnah Ad-Da’imah, padahal mereka semua telah berfatwa, Al-Allamah Fadhilatush Syaikh Al-Imam Abdul Aziz bin Abdullah bin Baaz (Syaikh Ibnu Baaz) Rahimahulloh - semoga Alloh memaafkan kesalahan beliau dan mengampuni dosanya serta mengumpulkannya ke dalam Jannah (Syurga-Nya) - beliau berkata: ”Bahwa setiap Negara yang tidak berhukum dengan Syari’at Alloh dan tidak tunduk kepada hukum Alloh serta tidak ridho dengannya, maka ia adalah Negara Jahiliyyah, Kafir dzalim, Fasiq dengan penegasan ayat-ayat yang muhkam, Wajib atas orang Islam membenci Negara itu dan memusuhinya karena Alloh, serta Haram atas mereka mencintai dan loyal kepadanya, sampai ia beriman kepada Alloh saja dan menerapkan Syari’at-Nya ”. (Lihat Kitab Naqdul Qaumiyyah Al-Arabiyyah 51 dan Kitab Majmu wa Maqaalat Mutanawi’ah I/309). Sedangkan Al-Allamah Fadhilatush Syaikh Prof. DR. Shalih bin Fauzan bin Abdullah Al-Fauzan (Syaikh Ibnu Al-Fauzan) Hafidzhahulloh menjelaskan: ” Yang di maksud Negeri Islam adalah Negeri yang dipimpin oleh Pemerintahan yang menerapkan Syari’at Islam, bukan Negeri yang di dalamnya banyak kaum Muslimin, dan dipimpin oleh Pemerintahan yang menerapkan bukan Syari’at Islam, Negeri seperti ini bukanlah Negeri Islam ”. (Lihat Kitab Al-Muntaqaa min Fatwa Fadhilatush Syaikh Shalih Al-Fauzan II/254). Dan para Ulama yang tergabung di dalam Al-Lajnah Ad-Da’imah ketika ditanya tentang Negara yang dihuni oleh Mayoritas kaum Muslimin tetapi tidak berhukum dengan hukum Islam mengatakan: ” Apabila Pemerintahan itu berhukum dengan selain apa yang diturunkan Alloh, maka itu bukan Pemerintahan Islam ”. (Fatwa Al-Lajnah Ad-Da’imah I/789 No. 7796).

Wahai sang Salafi/Salafiyyun Ma’zum apakah kalian masih menipu kaum muslimin dengan berdalih yang aneh-aneh dan merusak/merubah ataupun mengusik Fatwa-fatwa para Ulama Rabbani tersebut yang mereka paling Tsiqoh (terpercaya) ilmunya dibandingkan dengan kalian wahai sang kelelawar atau keledai ilmu yang mengedepankan hawa nafsu kalian wahai sang Salafi/Salafiyyun Ma’zum AL-KAHDZAB, sungguh dimanakah akal kalian yang mengaku berilmu!, apakah cuma kalian ngaku doang paling benar dan harus diikuti bukan pendapat Rasululloh!!, ingatlah perkataan Shahabat Ibnu ’Abbas Ridwanulloh ’Azmain beliau berkata: ” Barangsiapa ingkar terhadap apa yang diturunkan Alloh maka dia telah kafir, dan Barangsiapa menyetujui dan tidak memutuskan perkara (dengan apa yang diturunkan Alloh) maka dia dzalim lagi fasiq ”. Inilah perkataan yang mulia dari Ibnu ’Abbas Ridwanulloh ’Azmain, Pahamilah wahai sang keledai ilmu yang bekedok Salafi/Salafiyyun Ma’zum, dan ingatlah wahai Keledai Ilmu Ayat Alloh dalam QS. Al-Ma’idah:44 yang artinya: ” Barangsiapa tidak memutuskan perkara dengan apa yang diturunkan Alloh, Maka mereka adalah orang-orang Kafir ”. Pahamilah ayat ini wahai Keledai ilmu/Kelelawar Murjiah yang berkedok Salafi/Salafiyyun Ma’zum yang gampak meng-otak atik/merubah Fatwa para Ulama Rabbani dan malah menyalahgunakannya.

Dan kami mengingatkan kembali mintalah ampunlah kalian kepada Alloh agar kalian diberikan petunjuk dan hidayah Alloh. Semoga kalian tidak asal mengaku-ngaku murid Syaikh fulan, fulan dan fulan tanpa bukti sebab pengakuan tanpa ada bukti adalah omong kosong, maka oleh karena itu janganlah kalian mengaku-ngaku murid Syaikh fulan, fulan dan fulan tetapi hanya pengakuan tanpa bukti dan hanya omong kosong belaka!!, aneh betul kalian wahai keledai ilmu!!!, oleh sebab itu kami bersama ikhwah kami menghimbau kepada umat Islam jangan tertipu mereka yang mengaku-ngaku murid-murid terbaik Masyayikh seperti Syaikh Ibnu Baaz, Syaikh Ibnu Utsaimin, Syaikh Muqbil, dll padahal mereka sudah wafat dan tidak pernah bertemu mereka, kalaulah bertemu mereka kalau belajar sang Keledai iImu kepada mereka Masyayikh bukannya Mulazamah’ tetapi hanya Mujtami’ (Pendengar), kalau mereka ngaku Mulazamah’ harusnya punya Tazkiyyah (Rekomendasi) berupa Surat kelulusan atau semisalnya, kalau bisa saudaraku Muslim para Keledai Ilmu tersebut yang berkedok Salafi/Salafiyyun Ma’zum harusnya mereka berikan bukti yang jelas kalau mereka berguru kepada Masyayikh tersebut ataupun Masyayikh lainnya. Wallohu’ A’lam. Dan sungguh aneh bin ajaib sekali mereka itu saudaraku muslim yang dicintai karena Alloh Azza wa Jalla.

Bahwasannya sang Kelelawar/Keledai ilmu sang Salafi/Salafiyyun Ma’zum sangat anti sekali terhadap yang namanya Organisasi/Tandzim Islam dan Harakah padahal Masyayikh rujukkan merekapun bertandzim dan berharakah seperti Al-Allamah Fadhilatush Syaikh DR. Abdur Razzaq ‘Afifiy Rahimahulloh (Wakil Ketua Al-Lajnah Ad-Dai’mah li al-Buhuts al-‘Ilmiyyah wa al-‘Ifta’, KSA semasa Al-Imam Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah Ibnu Baaz Rahimahulloh, Anggota Ha’iah Kibarul Ulama, Kerajaan Saudi Arabia ) yang otoritas ilmu di akui dunia dan beliau disana sebagai anggota senior Tandzim Harakah Jama’ah Anshaar al-Sunnah al-Muhammadiyyah- di Mesir, Salah satu Harakah dan Tandzim terbesar di dunia yang telah memilki banyak cabang di berbagai negara, pertama kali didirikan oleh Al-Allamah Fadhilatush Syaikh Muhammad Hamid al-Faqiy Rahimahulloh, maka oleh karena itu Alhamdulillah merebaknya Ormas Islam atau Harakah yang peduli terhadap umat Islam dan berjuang meninggikan Kalimatulloh harusnya mereka di dukung bukan dilecehkan atau divonis sesat atau Hijbiyyun?, padahal Masyayikh rujukkan kalian wahai Keledai ilmu mereka semua adalah bertandzim dan berharakah, bukankah Tandzim dan Harakah itu Sunnah bukan Bid’ah?, Wahai sang Keledai Ilmu Kelelawar Murjiah yang berkedok Salafi/Salafiyyun yang aneh bin ajaib akal kalian mendahului ilmu kalian.

Bukankah Tandzim dan Harakah itu adalah sebagai wasilah untuk berjuang menegakkan Kalimatulloh. Ingatlah akan sabda Nabi ini wahai sang Keledai ilmu yang berkedok Salafi/Salafiyyun Ma’zum Nabi Shallallahu’ alaihi wa Sallam bersabda: “…..Barangsiapa yang tidak memperhatikan urusan kaum muslim, berarti dia bukan dari golongan mereka….”. (HR. Thabrani). “ …. Perlindungan Alloh ada dalam persatuan (jama’ah). Barangsiapa yang mengasingkan diri (dari Jama’ah), berarti ia mengasingkan diri (dari Jama’ah), berarti ia mengasingkan dirinya keneraka “. (HR. Tirmidzi). “…. Sesungguhnya Serigala itu hanya akan memakan kambing yang terpisah dari habitatya “. (HR. Hakim, Abu Dawud, Nasa’i dan Ahmad). Bukankah bertandzim dan berharakah itu dapat terkodinir dalam menyatukan ukhuwah tidak liar kalau berdakwah sendirian wahai keledai ilmu?, dan sesungguhnya kalau sebuah Tandzim dan Harakah ada kesalahan atau kekurangan harusnya kalian menasehati bukan hanya menuduh tanpa bukti yang jelas belum keterangannya.

Alhamdulillah merebaknya Ormas Islam khususnya di Indonesia seperti Tandzim An-Najat, Jakarta, Majelis Mujahidin Indonesia (MMI), Tandzim Jama’ah Anshorud Tauhid Was Sunnah, Harakah Sunniyah Untuk Masyarakat Islami (HASMI), Yayasan Islamic Center Al-Islam, Bekasi, Yayasan Al-Sofwa Al-Islamiyyah, Jakarta, Dewan Dakwah Islam Indonesia (DDII), Muhammadiyah, Persatuan Islam (PERSIS), dll harusnya kita dukung bukan dicela dan dihina, bukankah Alloh telah berfirman: ” ...dan tolong-menolonglah kalian dalam (mengerjakan) kebaikan dan Taqwa...”. (QS. Al-Ma’idah (5): 2) dan Nabi bersabda: ” Barangsiapa yang tidak memperhatikan urusan kaum muslim, berarti dia bukan golongan mereka ”. (HR. Thabrani). Oleh sebab itu wahai sang Klaimer Salafi/Salafiyyun yang bekerja dan loyal terhadap Thoghut Nasional atau Internasional (PBB) dan sekutunya sungguh aneh sekali kalian dalam memahami masalah Ormas Islam (Tandzim), Harakah yang sebagian kalian berkata barangsiapa yang membentuk/membuat atau mengikuti sebuah Ormas Islam, Harakah berarti ia termasuk kedalam Hijbiyyah?, apakah Fatwa Ulama kalian membid’ahkan sebuah Tandzim, Harakah, mana buktinya kalau kalian punya Fatwanya wahai sang Keledai Ilmu?.

Bukankah Rasul bersabda: ” Apabila ada 3 orang keluar untuk mengadakan suatu perjalanan, hendaknya mereka mengangkat salah seorang dari mereka sebagai pemimpin ”. (HR. Abu Dawud). Oleh karena itu islam mengharamkan seseorang keluar dari garis persatuan dan membangkang terhadap aturan dan kekuasaan Jama’ah (Ormas Islam/Harakah) tanpa ada alasan yang Syar’i, oleh karena itu walaupun kita berbeda mengikuti Tandzim/Harakah seharusnya saling mendukung dan menasehati juga bekerjasama (gotong royong) selagi Tandzim/Harakah ta’at meninggikan Kalimatulloh yang mulia. Sebagaimana dalam firman Alloh QS. An-Nisaa’ (4): 115, mohon dipahami dan dipelajari kaedah ayat tersebut. Oleh selanjutnya marilah kita rapatkan barisan (ukhuwah islamiyyah) waupun kita berbeda dalam Tandzim dan Harakah dalam memerangi Thoghut Nasional maupun Internasional yang mereka sangat dimusuhi Alloh, dan jadikanlah perbedaan dalam semua urusan hanya milik Alloh yang patut untuk disembah bukan terhadap Thoghut, dan musuhilah kaum Kafir dan Munafiq yang memusuhi umat Islam bukan bekerjasama kepada orang kafir dan munafiq serta bekerjasama kepada Thoghut baik Nasional maupun Internasional (PBB) dan sekutunya. Marilah bersama kita berjuang meninggikan Kalimatulloh yang mulia dan rapatkan barisan lawan musuh-musuh Alloh dan agamanya yang Mulia yakni Islam. Allohu’ Akbar, Wallohu’ Ta’ala A’lam. Sekian. Barakallohu’ Fiik, Semoga tulisan ini bermanfaat. Wa’akhiru Dakwathuna. Subhanakallohumma’ Wabihamdikaa’ Ashadu’alaa ‘illaa Anta Astaqfiruka Wa’athubuhu ‘Ilaika. Nun Wal Qolami Wamaa’ Yasthurun, Walhamdulillahirobbil Alamien. Wallohu’ Ta’ala A’lam bish Showab.

Dan segala puji bagi Alloh Robb semesta alam dan shalawat dan salam atas nabi kita Muhammad Ibnu Abdillah Shallallahu’ Alaihi wa Sallam dan keluarganya dan para shahabatnya serta orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik sampai hari kiamat.

Maraji’ (Referensi) dan patut untuk dipelajari Umat Islam:

  • Al-Qur’an beserta Terjemahannya
  • Buku Penjelasan tentang pembatal Keislaman, asy-Syaikh Sulaiman bin Abdullah Al-’Ulwan, Pustaka At-Tibyan
  • Buku Vonis Kafir dalam timbangan Islam, asy-Syaikh Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-Jibrin, Pustaka Imam Asy-Syafi’i
  • Buku Murtad Karena Hukum, asy-Syaikh Abdul Qadir bin Abdul Aziz, Kafayeh
  • Kitab Al-Ishabah Fii Thalabisy Syahadah, asy-Syaikh Jabir bin Abdul Qayyum As-Sa’idi Asy-Syami
  • Kitab Ad-Duruus fii At-Tarbiyyah wa al-Da’wah, asy-Syaikh Maazin bin Abdul Karim Al-Furaim
  • Kitab Ashlu Diinil Islam, asy-Syaikh Al-Allamah Ali bin Khudhair al-Khudhair
  • Buku Kandungan Laa Illaha illallah Versi Ahlussunnah wal Jama’ah, Al-Ustadz Abu Sulaiman Aman Abdurrahman, Pustaka Atstsuguur
  • Kitab Hilyah Thalib al-’ilm, asy-Syaikh Al-Allamah DR. Bakar bin Abdillah Abu Zayd, dll

Ucapan Terimakasih kepada:

Abi dan Ummi serta adik Ramadhan, Ust. Abu Faqih Abdul Wahab At-Teghaly Rahimahulloh (Allohuma Fakka Asrohu), Al-Akh Abu Malik Muhammad Lukman as-Sundawy, Ust. Abu Sulaiman Aman Abdurrahman (Allohuma Fakka Asrohu), Ust. Halawi Makmun, Lc, MA (Allohuma Fakka Asrohu), Ust. Abu Bakar Ba’asyir (Allohuma Fakka Asrohu), Ust. Abu Muhammad Jiebril Abdurrahman (Allohuma Fakka Asrohu), Ust. Abu Musa Ath-Thayyar (Allohuma Fakka Asrohu), Ust. Ahmad Rofi’i, Lc (Allohuma Fakka Asrohu) (Mudir Ma’had Al-I’tishoom, Karawang dan Mudir Tandzim An-Najat, Jakarta), Ust. Farid bin Ahmad Ukhbah, Lc, MA (Allohuma Fakka Asrohu) (Mudir Yayasan Islamic Center Al-Islam, Bekasi), Al-Akh Ghana, Lc (Majalah Sabili), Ust. Salimin Dani, Lc, MA (Ketua DDII, Kota Bekasi), Ust. Aslam Muhsin, Lc (Mudir Ma’had Al-Binaa’ Islamic Boarding School, Karawang), Ust. Dr. Yusuf (Mudir Ma’had Al-Marhatush Shalihah, Bekasi), Ust. Dr. Ahmad Zain An-Najah, MA, Ust. Drs. Hartono bin Ahmad Jaiz, serta para Ulama dan Mujahidin yang kokoh diatas Manhaj Dakwah Tauhid dan Jihad semoga kita Selalu dalam Lindungan Alloh dan Umat Islam yang haus akan kebenaran Islam risalah ini semoga dapat bermanfaat walaupun banyak yang tidak mendukung tapi risalah ini ana persembahkan bagi orang islam yang haus akan kebenaran islam. Do’aku selalu menyertai kalian semua yang selalu mengemban dakwah tauhid dan jihad. Amien Ya Mujibas Sa’ilin.

Buku, VCD dan Majalah, Bulletin yang patut untuk dipelajari Umat Islam:

· Buku Tathbiq Syari’ah Karya: Al-Allamah Al-Mujahid asy-Syaikh Abdul Qadir bin Abdul Aziz Hafidzhahulloh, Terbitan: Islamika.

· Buku Dari Usamah kepada para Aktifis, Karya: Al-Allamah Al-Mujahid asy-Syaikh Usamah bin Ladin, Hafidzhahulloh, Terbitan: Kafayeh Cipta Media

· Buku Muslimah berjihad, Karya: Al-Allamah Al-Mujahid asy-Syaikh Yusuf Al-‘Uyairi Hafidzhahulloh, Terbitan: Islamika.

· Buku Napak Tilas Kejayaan Generasi Salaf, Karya: Al-Allamah Asy-Syaikh Al-Faqih Abdul Malik bin Ahmad Ramadhany Rahimahulloh, Penerbit: Al-Mubarok (PMR).

· Buku Memahami Kalimat Laa Illaha Illalloh, Karya: Al-Allamah Asy-Syaikh Al-Faqih Abdul Aziz bin Abdullah Ibnu Baaz Rahimahulloh,, Terbitan: Pustaka At-Tibyan.

· Buku Al-‘Aqidah Ath-Thahawiyah, Komentator: Al-Allamah Asy-Syaikh Al-Faqih Abdul Aziz bin Abdullah Ibnu Baaz Rahimahulloh,, Terbitan: Pustaka At-Tibyan.

· Buku Balada Jama’ah Jihad, Karya: Al-Allamah Al-Mujahid asy-Syaikh Dr. Hani As-Siba’i Hafidzhahuloh, Terbitan; Jazera.

· Buku Tathbiq Syari’ah, Karya: Al-Allamah Al-Mujahid asy-Syaikh Abdul Qadir bin Abdul Aziz Hafidzhahulloh, Terbitan: Islamika.

· Buku Kalau bukan Jihad apalagi?, Karya: Al-Allamah Al-Mujahid asy-Syaikh Abu Mush’ab Az-Zarqawi Rahimahulloh, Terbitan: Kafayeh.

· Buku Ayat-ayat Pedang, Karya: Layla TM, Terbitan: Aqwam.

· Buku 39 Cara membantu Mujahidin, Karya: Al-Allamah Al-Mujahid asy-Syaikh Muhammad bin Ahmad As-Salim Rahimahulloh, Terbitan: Islamika.

· Buku Army Madinah In Kashmir, Karya: ’ Esa al-Jindi, Terbitan: Ar-Rahmah Media

· Buku Rahasia Ibadah, Karya: Al-Allamah Asy-Syaikh Al-Faqih Shalahuddin Ali Abdul Maujud Rahimahulloh, Karya: Pustaka Iltizam.

· Buku Kafir Tanpa Sadar Karya: Al-Allamah Al-Mujahid asy-Syaikh Abdul Qadir bin Abdul Aziz Hafidzhahulloh, Terbitan: Islamika.

· Buku Beda salaf dengan ” Salafi ” Harusnya Sama kenapa Beda dilengkapi Fatwa-fatwa Kibar Ulama, KSA, Karya: Al-Allamah Al-Faqih asy-Syaikh Mut’ab bin Suryan Al-’Ashimi Hafidzhahulloh, Terbitan: Islamika.

· Buku Melawan Penguasa, Karya: Al-Allamah Al-Faqih asy-Syaikh Abu Bashir Abdul Mun’im Musthafa Halimah Hafidzhahulloh, Terbitan: Jazera.

· Buku Tiada Khilafah Tanpa Tauhid dan Jihad, Karya: Al-Allamah Al-Faqih asy-Syaikh Abu Bashir Abdul Mun’im Musthafa Halimah Hafidzhahulloh. Terbitan: Ar-Rahma Media.

· Buku Surat Kepada Penguasa, Karya Ustadz Abu Bakar Ba’asyir & Umat Islam Surakarta (UIS), Terbitan: Kafayeh Cipta Media.

· Buku Kandungan ” Laa Illaaha Illallah Versi Ahlus Sunnah wal Jama’ah (Ekspresi Tauhid dari Balik Jeruji Thaghut), Karya: Al-Ustadz Abu Sulaiman Aman Abdurrahman, Terbitan: Pustaka Atstsuguur.

· Buku Saudi Di Mata Seorang Al-Qa’idah, Karya: Al-Allamah Al-Mujahid asy-Syaikh Abu Muhammad ’Ashim Al-Burqawi Al-Maqdisi Hafidzhahulloh, Terbitan: Jazera.

· Buku Membongkar Kedok Salafiyun Sempalan, Penyusun: Tim Studi Kelompok Sunniyyah, Terbitan; Pustaka MIM.

· MP3 The Road To Syuhada Arabic The Best Of 50 Jihad Nasyed, Terbitan: Ar-Rahmah Media.

· Buku Indahnya Hidup dengan Al-Qur’an, Karya: Al-Allamah Al-Faqih asy-Syaikh Shalih bin Fauzan bin Abdullah al-Fauzan Hafidzhahulloh, Terbitan: Pustaka Al-Sofwa.

· Buku Bergeraklah dan jangan diam, Karya; Hasan el-Bugisy, Terbitan: Gen! Mirqat.

· Buku In The Heart Al-Qaida, M. Fachry, Terbitan: Ar-Rahmah Media.

· Buku Mengapa aku dihukum Mati, Al-Allamah Asy-Syaikh Sayyid Quthub Rahimahulloh, Terbitan: Kafayeh.

· Buku Hijab Pakaian Penutup Aurat Istri Nabi, Wan Muhammad bin Muhammad Ali, Terbitan: Citra Risalah.

· Buku Mereka Mujahid tapi Salah Langkah, Karya: Al-Allamah Al-Mujahid asy-Syaikh Abu Muhammad ’Ashim Al-Burqawi Al-Maqdisi Hafidzhahulloh, Terbitan: Jazera.

· Buku Harakah Jihad Ibnu Taimiyyah, Al-Allamah Al-Faqih asy-Syaikh Abdurrahman Abdul Khaliq Hafidzhahulloh, Terbitan: Islamika.

· Buku Ayaturrahman fie Jihadil Afghan, Karya: Al-Allamah Al-Mujahid asy-Syaikh Dr. Abdullah Azzam Hafidzhahulloh, Terbitan: Kafayeh Cipta Media.

· Buku Menggentarkan Musuh-musuh Islam, Al-Allamah Al-Mujahid asy-Syaikh Abdul Qadir bin Abdul Aziz Hafidzhahulloh, Terbitan: Senyum Media.

· Buku Wasiat Para Syuhada’ WTC (Menebus Kembali harga Diri Islam dan Kaum Muslim), Terbitan: Kafayeh Cipta Media.

· Buku Agama Demokrasi, Al-Allamah Al-Mujahid asy-Syaikh Abu Muhammad ’Ashim Al-Burqawi Al-Maqdisi Hafidzhahulloh, Terbitan: Kafayeh Cipta Media.

· Buku Membongkar Dosa-Dosa Pemilu, Al-Allamah Al-Faqih asy-Syaikh Abu Nashr Muhammad Al-Imam Hafidzhahulloh, Terbitan: Prisma Media HIMAM.

· Buku Intisari ajaran Islam, asy-Syaikh Thaha Muhammad Hafidzahulloh, Terbitan: IBS.

· Buku Cinta Syahadah, asy-Syaikh Jabir bin Abdul Qayyum Hafidhahulloh, Terbitan: Kafayeh.

· Buku Menjadi Mutiara Terindah, asy-Syaikh Abdullah bin Jarullah al-Jarullah Hafidzahulloh, Terbitan: Pustaka Arafah.

· Buku Al-Wala Wal Bara, asy-Syaikh Shalih bin Fauzan al-Fauzan Hafidzahulloh, Terbitan: Pustaka At-Tibyan.

· Buku Gerakan Dakwah Islam Studi kritis tentang Gerakan dakwah Kontemporer, asy-Syaikh Prof. DR. Nashir bin Abdul Karim Al-’Aql, Terbitan: Darul Haq.

· Buku Fatwa-fatwa tentang memandang, berkhalwat dan berbaurnya pria dan wanita, asy-Syaikh Abdul Aziz bin Baaz, dkk, Terbitan: Pustaka At-Tibyan.

· VCD Kafirkah jika berhukum dengan selain Hukum Alloh? (Meluruskan Syubhat Kufur Duuna Kufrin), Oleh: Al-Allamah Al-Mujahid asy-Syaikh Umar Bakri Muhammad Hafidzhahulloh, Terbitan: Media Taujih.

· Buku Awas Kristenisasi & Bahaya Sinkretisme (Penyatuan) Agama, Karya: Al-Lajnah Ad-Da’imah, Terbitan: Darul Ilmi.

· Majalah Media Islam An-Najah (Menegakkan Kalimat Alloh).

· Majalah Al-Muhajirun (Pengikut Ahlus Sunnah Wal Jama’ah).

· Majalah Jihad Magz .

· Majalah Ummatie.

· Majalah Gerimis.

· Bulletin Al-’Ishoobah Edisi 1-3 yang diterbitkan oleh Yayasan Al-’Urwatul Wutsqa, Jakarta.

Salam Dakwah Tauhid dan Jihad, Bumi Alloh

Kajian ini disampaikan oleh, Saudaramu Ikhwah fillah,

Abu Hanifah Muhammad Faishal alBantani al-Jawy bin Shalih Abu Ramadhan, dkk

(seorang hamba yang mengharap keridhoan Raab-Nya).

Mohon Risalah Ini diperbanyak dan disebarluaskan kepada Umat Islam supaya untuk dipelajari, semoga risalah ini dapat bermanfaat dan jika anda menyebarkannya semoga menjadi ladang amal bagi anda, Syukron.

1 komentar: