“ Berjama’ah apa Maksudya “.
Abu Hanifah Muhammad Faishal alBantani al-Jawy
Al-Jama’ah adalah nama lain dari Ahlus Sunnah Wal Jama’ah, atau nama lain seperti Ahlus Sunnah saja, atau al-Firqatun Najiyah, atau Ath-Thaifah al manshuroh, Ash-Salafush Shalih, atau Ahlul Atsar, atau Ahlul Ittiba’ (Lihat Kitab Aqidah Ahlus Sunnah Wal Jama’ah, mafhumuha-khashaishuha-khasahishu ahluha, Al-Allamah asy-Syaikh Dr. Muhammad bin Ibrahim al-Hamd Hafidzhahulloh, Dar al Wathan-Riyadh (KSA), Cet.1, Thn.1416H, Hal.23, serta lihat pula Buku Silsilah Tarbiyyah Sunniyyah “Ahlusunnah wal Jama’ah “ Terbitan: HASMI juga Kitab Ayna Nahnu min Akhlaq as-Salaf, Al-Allamah asy-Syaikh Abdul Aziz bin Nashir al-Julayyil Hafidzhahulloh & Al-Allamah asy-Syaikh Baha’uddin bin Fatih ‘Aqil Hafidzhahulloh).
“ Ahlus Sunnah wal Jama’ah adalah siapa saja yang (berjalan/mengikuti) seperti yang dijalani oleh Nabi Shallallahu’ alaihi wa Sallam dan para Shahabatnya, mereka itu orang-orang yang berpegang teguh kepada sunnah Nabi Shallallahu’ alaihi wa Sallam, dan mereka itu para shahabatm tabi’in, tabi’ut tabi’in dan para Imam yang mengikuti petunjuk serta mengikuti mereka, mereka yang istiqomah di atas ittiba’ dan menjauhi bid’ah dimanapun dan kapanpun adanya, dan mereka itu selalu ada hingga hri kiamat “.(Lihat Kitab Aqidah Ahlus Sunnah Wal Jama’ah, mafhumuha-khashaishuha-khasahishu ahluha, Al-Allamah asy-Syaikh Dr. Muhammad bin Ibrahim al-Hamd Hafidzhahulloh, Dar al Wathan-Riyadh (KSA), Cet.1, Thn.1416H, Hal.22 serta lihatlah Kitab Ar-Ra’id Durus Fi At-Tarbiyah wa ‘al-Da’wah, Al-Allamah asy-Syaikh Ma’azin bin Abdul Karim al-‘Furaih Hafidzhahulloh).
Jama’ah seperti ini bukan suatu organisasi yang bisa dibentuk oleh pendirinya dan dibubarkan kapan saja apabila dikehendakinya, yang sering disalahpahami para aktifis dakwah, yaitu sebagai lembaga dakwah yang dipakai untuk merekrut anggota masuk ke dalam jama’ahnya, yang sering justru terjerumus ke dalam hijbiyah. Al-Imam Imam Al-Faqih Asy-Syathibi Rahimahulloh dalam kitabnya Al-I’tisham, setelah mengutip nash-nash (dalil-dalil) yang diperlukan, baik dari al-Qur’an maupun as-Sunnah, maka beliau mengatakan tentang beberapa makna al-Jama’ah:
1. Assawadul a’zam (Kelompok Mayoritas) dari ahlul Islam, di atas al-Haq.
2.
3. Para Shahabat dalam pengertiannya yang khusus.
4. Jama’ah Ahlul Islam.
5. Jama’ah kaum muslimin yang berhimpun pada seorang Amir (pemimpin).
Selanjutnya Al-Imam Al-Faqih Asy-Syathibi Rahimahulloh berkata: “ Orang yang mengikuti sunnah itu adalah mengikuti al-Qur’an. Dan para shahabat adalah kalangan yang paling layak dalam hal ittiba’ tersebut. Maka setiap orang yang meneladani, dia termasuk firqah an-najiyah (golongan selamat), dan masuk syurga berkat karunia Alloh (Kitab al-I’tishom: 2/253). Berkata Al-Imam Al-Faqih Shadiq Hasan Khan Rahimahulloh mengatakan, setelah mengatakan, setelah menyebut tentang hadist iftiraq (perpecahan), bahwa al-jama’ah merupakan ungkapan istilah dari jama’ah shahabat Radhiyallohu’ anhum dan al-Firqathun an-Najiyah adalah yang berjalan di atas jalan Nabi Shallallahu’ alaihi wa Sallam dan thariqah (jalan) shahabatnya. (Kitab Ad-Dinul Khalish, 3/44 serta lihat pula Kitab Shira’ ul Fikh wal Ittiba’ seri 3 as Sabil ila Manhaj ath Thaifah al-Manshurah, Al-Allamah Al-Imam Al-Muhadist Adnan Al ‘
Al-Imam Al-Faqih Asy-Syathibi Rahimahulloh menyebutkan:
Al-Jama’ah adalah apa-apa yang Nabi Shallallahu’
Berkata Al-Allamah Al-Faqih Asy-Syaikh Abdul Hadi al-Mishri Rahimahulloh:
Jika lafazh Jama’ah maksudnya adalah pendahulu umat ini. mereka adalah para shahabat dan tabi’in, tabi’ut tabi’in yang berhimpun mengikuti kebenaran yang jelas dari Kitabulloh dan Sunnahnya Shallallahu’
Al-Allamah Al-Muhadist Asy-Syaikh Dr. Shalah ash Shawi Rahimahulloh dalam Kitabnya Jama’atul Muslimin, dia menyebutkan pengertian al-jama’ah seperti ini, dengan pendekatan ilmu, sebagai Jama’ah ‘alal manhaj wal ‘Aqidah.
Thaifah al-Manshuroh inilah yang disebut al-Jama’ah yang selalu ada dan eksis tanpa memperhitungkan jumlahnya sedikit atau banyak, walau satu sendirian selama iltizam (berkeyakinan) kepada/akan al-Haq (kebenaran), yaitu pada manhaj (pemahaman) dan aqidah, maka dia adalah jama’ah.
Adapun berjama’ah dalam artian menghimpun individu untuk melakukan amal Islami, adalah boleh-boleh saja, selama berhimpun di atas manhaj (pemahaman) dan Aqidah, Iltizam kepada kebenaran dan ittiba’ (mengikuti) kepadanya, selama tidak menambah dan mengurangi apa yang menjadi ketentuan syari’at berdasarkan ta’awun di atas kebaikan dan ketaqwaan dan tidak ta’ashub (fanatisme kelompok) seperti ketika menambah atau mengurangi ketetapan syar’at, loyal dan tidaknya bukan lagi karena Alloh, dalam haq maupun batil. Sebab yang demikian sama dengan manhajnya Jing His Khan. ( Al-Imam Ibnu Taimiyyah, Kitab Majmu’ Fatawa, Jilid 28, Hal.16, dan lainnya).
Maraji’ (Catetan Kaki):
· Kitab Maa ‘Anaa ‘Alaihi wa ‘Ashhabi, Al-Allamah asy-Syaikh Ahmad Sallam Hafidzhahulloh.
· Kitab Waqafat Tarbawiyyah fi’ Dhaul’ al-Qur’an al-Karim, Al-Allamah asy-Syaikh Abdul Aziz bin Nashir al-Julayyil Hafidzhahulloh.
· Kitab Syarah al-‘Utsul ats-Tsalatsah, Al-Allamah Al-Faqih Muhadist Fadhilatush asy-Syaikh Muhammad bin Shalih al-‘Utsaimin Rahimahulloh.
· Kitabu Tauhid, Al-Allamah Al-Faqih Fadhilatush asy-Syaikh Prof. DR. Shalih bin Fauzan bin Abdullah al-Fauzan Hafidzhahulloh
· Kitab Al-Madkhal Li Dirosah al Aqidah al-Islamiyah.
· Buku Silsilah Tarbiyyah Sunniyyah “ Dienul Islam “, Terbitan: HASMI.
· Buku Silsilah Tarbiyyah Sunniyyah “ Shirathul Musthaqim “, Terbitan: PT. MIM, dll.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar