Rabu, 11 Februari 2009

Teguran (Tahzir) Syaikh DR. Bakr Abdullah Abu Zaid Pada Syaikh Robi

Teguran (Tahzir) Syaikh DR. Bakr Abdullah Abu Zaid Pada Syaikh Robi

Setelah menulis buku yang penuh tuduhan dan caci maki terhadap Asy-Syahid Sayyid Quthub yang berjudul, “Adhwa` Islamiyyah ‘Ala ‘Aqidati Sayyid Quthb wa Fikrih,” Syaikh Robi’ bin Hadi bin Umair Al-Madkholi meminta Syaikh DR. Bakr bin Abdillah Abu Zaid (anggota Hay`ah Kibar Al-‘Ulama di Saudi dan anggota Al-Lajnah Ad-Da`imah lil Buhuts Al-‘Ilmiyyah wal Ifta`) untuk memberikan kata pengantar bagi buku beliau tersebut. Namun, di luar dugaan, sebagai seorang ulama besar yang bijak dan berpengetahuan luas, Syaikh Bakr Abu Zaid dengan halus menolak memberikan kata pengantarnya.

Lalu, Syaikh Bakr pun menulis surat atau risalah kecil yang beliau beri judul “Al-Khithab Adz-Dzahabi” (surat emas) yang beliau tujukan kepada Syaikh Robi’. Di bawah ini adalah sebagian di antara yang beliau katakan dalam surat emas tersebut :

- Syaikh Bakr Abu Zaid berkata, “Dan di antara daftar isi tertulis ‘Perkataan Sayyid Quthub tentang Khalqul Qur`an dan Bahwa Kalam Allah adalah Ibarat dari Suatu Kehendak’… Akan tetapi, ketika saya membaca halaman-halaman yang disebutkan, saya tidak mendapatkan satu huruf pun yang di dalamnya menunjukkan bahwa Sayyid Quthub rahimahullahu Ta’ala mengatakan Al-Qur`an itu makhluk. Kenapa begitu mudahnya Anda melemparkan tuduhan takfir ini?”

- Syaikh Bakr Abu Zaid berkata, “Sungguh bergidik bulu kuduk saya ketika saya membaca daftar isi buku Anda, dimana tertera “Sayyid Quthub Membolehkan Orang Lain Selain Alloh Untuk Membuat Syari’at.” Maka, saya pun segera membaca semua perkataan Sayyid dalam bukunya “Al-‘Adalah Al-Ijtima’iyyah,” dimana engkau menukil perkataannya; namun ternyata apa yang dikatakannya tidak layak untuk diberi judul yang sensasional seperti yang engkau lakukan. Taruhlah apa yang dikatakannya terdapat ibarat yang masih samar maknanya, tapi bagaimana engkau bisa mengubahnya menjadi sesuatu yang mengafirkan? Engkau telah melenyapkan semua kebaikan yang telah dibangun oleh Sayyid Rahimahullah sepanjang hidupnya dan juga segala yang ditulis oleh pena-nya dalam rangka dakwah kepada Alloh Ta’ala dalam masalah hukum dan syariat, dimana beliau menolak undang-undang buatan manusia serta berdiri tegak menentang kemungkaran ini.”

- Syaikh Bakr Abu Zaid berkata, “Di antara judul dalam daftar isi buku Anda juga tertulis, “Perkataan Sayyid tentang Kemakhlukan Al-Qur`an dan Bahwasanya Kalam Alloh Adalah Ibarat dari Kehendak.” Akan tetapi, setelah saya baca halaman demi halaman yang disebutkan, ternyata saya tidak menemukan satu huruf pun yang menegaskan bahwa Sayyid Quthub Rohimahulloh Ta’ala telah mengucapkan perkataan ini. Bagaimana engkau bisa semudah ini melemparkan tuduhan kafir kepada orang lain?!”

- Syaikh Bakr Abu Zaid juga berkata, “Dari segi bahasa yang digunakan, jika dibandingkan antara gaya bahasa buku Anda dan gaya bahasa (uslub) yang dipakai Sayyid Quthub Rahimahullah, maka ada ketimpangan di sana. Jika dilihat dari sisi Anda, maka gaya bahasa Anda seperti gaya bahasa anak i’dadi (persiapan bahasa pra sekolah) yang tidak sebanding dengan gaya bahasa seorang mahasiswa (maksudnya’ Sayyid Quthub) yang telah mendapatkan penghargaan tinggi tingkat internasional. Jadi, dalam hal ini, seharusnya ada kesepadanan kemampuan dalam ilmu sastra, kemampuan dalam balaghah, ilmu bayan, dan keindahan pemaparan dalam tulisan. Kalau tidak (maksudnya kalau tidak seimbang antara kemampuan bahasa Robi’ Al-Madkhali dan Sayyid Quthb), maka hancurkan saja pena Anda.

Di akhir surat, Syaikh DR. Bakr Abdullah Abu Zaid bepesan kepada Robi’ Al-Madkholi, “Dan pada penutup surat ini, sesungguhnya saya menasehatkan kepada Saudaraku yang terhormat fillah, agar mencabut percetakan buku “Adhwa` Islamiyyah.” Sesungguhnya, buku ini tidak boleh diterbitkan dan diedarkan, karena di dalamnya terdapat pelecehan yang amat berat dan pengaruh yang sangat besar terhadap para pemuda umat ini untuk terjerumus ke dalam perbuatan mencela ulama, mendiskreditkan ulama, meremehkan kemampuan mereka, dan melalaikan segala keutamaan mereka. Dan, maafkanlah saya –semoga Alloh memberi berkah kepada Anda– jika saya agak keras dalam menggunakan istilah. Hal ini tak lain karena saya melihat pelecehan Anda yang sangat berat, dan karena rasa sayang saya kepada Anda, juga dikarenakan keinginan Anda yang begitu menggebu untuk mengetahui apa pendapat saya tentang buku Anda tersebut… Maka, pena saya pun menuliskannya sebagaimana yang telah lalu. Semoga Alloh memberikan kebaikan kepada apa yang telah saya tulis dan kepada semuanya.” (Amin).

Pelecehan Syaikh Robi Terhadap Hay’ah Kibarul Ulama

Dalam kaset ceramahnya yang berjudul “kalimah fi at-tauhid wa ta’liq ‘ala ba’dhi a’mal al-haddadiyah al-jadidah” tertanggal 12/12/1425 H, syekh robi’ al-madkholi berkata :

“SEBAGIAN ULAMA HAY`AH (maksudnya, hay`ah kibaril ulama) ADALAH MURID2 AN-NAJMI DAN SEBAGIANNYA LAGI ADALAH MURID2 DARI PARA MURIDNYA. JADI, IBROH ITU BUKAN BERDASARKAN JABATAN (maksudnya, jabatan sebagai ketua atau anggota hay`ah kibaril ulama), MELAINKAN IBROH ITU BERDASARKAN ILMU DAN JIHAD. AN-NAJMI TELAH BERJIHAD LEBIH BANYAK DARIPADA HAY`AH KIBAR ULAMA. DIA TELAH BERJIHAD DAN MEMBELA –ISLAM– LEBIH BANYAK. BEGITU JUGA DENGAN ROBI’ DAN ZAID BIN MUHAMMAD HADI YANG TELAH BERJUANG JAUH LEBIH BANYAK DARIPADA HAY`AH KIBAR ULAMA. SEBAGIAN ULAMA DI HAY`AH KIBAR ULAMA MEREKA DATANG PADA TINGKAT MURID2NYA ROBI’ DAN ZAID!!”

Catatan:
- Syekh an-najmi dimaksud adalah syekh ahmad bin yahya an-najmi, teman syekh robi’. sama2 salafi yamani.
- Syekh robi’ merendahkan hay`ah kibaril ulama dengan mengatakan mereka yang mulia sebagai murid2nya an-najmi, bahkan murid dari murid2nya an-najmi.
- Syekh robi’ mengatakan ibroh bukan berdasarkan jabatan di hay`ah kibaril ulama, tapi berdasarkan ilmu dan jihad.

Komentar: mungkin kalo syekh robi’ diangkat sebagai anggota hay`ah kibaril ulama, beliau tidak akan berkomentar demikian. (anggota hay`ah kibar ulama tidak ada yang memusuhi sesama ulama. anggota hay`ah kibar ulama tidak ada yang suka mengumpulkan kesalahan2 para ulama. anggota hay`ah kibar ulama tidak ada yang suka menuduh sembarangan tanpa bukti dan fakta. anggota hay`ah kibar ulama adalah orang2 yang lisan dan tulisannya bersih dari perkataan2 keji dan kasar)
- jihad? apa jihadnya syekh robi’? jihad melawan para ulama dan da’i?
- syekh robi’ mengatakan bahwa dirinya (dirinya sendirinya loh… memuji dirinya sendiri gitu…) berjuang jauh lebih banyak daripada hay`ah kibar ulama!
- syekh robi’ menganggap para ulama di hay`ah kibar ulama posisinya setaraf dengan para murid syekh robi’ dan syekh zaid!!

NB: bagi yang ingin mendengar kasetnya atau melihat transkripnya, silakan ketik aja dengan font arab KALIMAH FI AT-TAUHID WA TA’LIQ ‘ALA BA’DHI A’MAL AL-HADDADIYAH AL-JADIDAH (tidak usah pakai tanda kutip, karena ada tanda dalam kurung setelah kata “tauhid” yang bertuliskan ayat “wa kadzaalika ja’alnaakum…”), lalu search di google atau http://www.sahab.net. untuk kasetnya, kayaknya udah gak diupdate lagi, soalnya ini udah agak lama. tapi yang teks arabnya masih ada.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar