“ Tahdzir (Memvonis/Menghukumi) Terhadap Mujahidin “
Oleh: Guru Kami yang mulia
Al-Allamah Fadhilatush Asy-Syaikh Abdul Aziz bin Nashir Al-Julayyil Hafidzhahulloh
Kesalahan yang dilakukan oleh sebagian mujahidin tidak berarti bahwa jihad adalah sebuah kesalahan, dan menasihati mereka haruslah disertai Wala’ (Loyalitas, Kecintaan) kepada mereka, sehingga tidaj terbuka celah bagi “
Sesungguhnya mujahidin adalah “ manusia biasa “ sebagaimana yang lainnya, bisa benar dan juga bisa salah. Selain para nabi, tidak ada seorangpun yang Ma’shum (dijamin terbebas dari kesalahan). Oleh karena itu, hal sangat penting yang harus diwaspadai adalah apabila ada keperluan untuk menyebutkan kesalahan tersebut atau dalam rangka mensehati mereka, maka hal ini tidak boleh dipaparkan dimimbar-mimbar umum, karena dapat dipahami sebagai pendiskreditan terhadap jihad dan mujahidin. Bahkan terkadang pemaparan gamblang dimimbar-mimbar umum secara tegas dapat dianggap membatu program musuh (orang-orang kafir) yang memerangi jihad, para da’i dan mujahidin. Tanpa sadar, mereka telah bekerja (baca: dipekerjakan) untuk menjalankan strategi musuh yang lalim, yaitu memberangus para da’i yang jujur serta meniadakan syi’ar jihad dan ihtisab (pengawasan ketat).
Ketika kita tidak menyadari efek suatu ucapan (yaitu celaan terhadap mujahidin), maka yang muncul adalah bahaya yang sangat besar. Karena bisa jadi “ sang pembicara (yang bermulut usil dan lancing) “ tersebut telah memposisikan dirinya sebagai
Apabila dalam diri seorang da’i terbesit keinginan keras untuk memberikan “ komentar “ terhadap sebagian kesalahan (mujahidin), maka hal tersebut dapat direalisasikan dengan menggunakan ungkapan (global) yang tidak dapat dipahami oleh media massa yang hobi mendistorsi kabar berita dan orang-orang dibalik kemudinya yang senang memanfaatkan “ suatu komentar “ untuk kepentingan pribadi mereka semata. Caranya: dengan memuji para mujahidin terlebih dahulu, hasil yang mereka capai dalam jihad dan merebut kembali kehormatan, peran mereka dalam membela negeri dan kehormatan kaum muslimin serta peran mereka dalam menggentarkan orang-orang kafir dan munafiq.
Karena pada saat itu (ketika mujahidin berjihad), berbagai Organisasi/Tandzim (pengkritik mujahidin) yang gencar melakukan kritik dan penilaian negative tiada lain merupakan kepanjangan tangan dari orang-orang kafir yang menempatkan mereka dalam barisan kaum kafir untuk memerangi para da’i dan mujahidin, Naudzubillah min Dzalik… Kemudian setelahnya (memuji mujahidin), barulah memberikan komentar terhadap kesalahan yang timbul dari sebagian “ Kelompok Jihadi “, walaupun boleh jadi kesalahan tersebut terjadi karena suatu alas an tertentu. Dan apabila tidak ada alasan yang melegalkannya, maka nasehat atau kritikan tersebut tetap diberikan sesuai dengan proporsinya dan loyalitas kepada mereka.
Apabila nasehat bijak dan berhati-hati ini terlontar, maka saya menduga bahwa mass media yang hobi memerangi “ Mujahidin “ tidak akan begitu saja menerima komentar da’i bijak tersebut, terlebih lagi akan mewawancarainya dan mempopulerkan komentarnya kepada publik. Tidak akan pernah!. Sesungguhnya para mujahidin tidak akan merasa sakit hati terhadap maksud dan komentar da’i bijak tersebut. Dan merakapun tidak akan menuduhnya sebagai “ Pecundang “, atau orang-orang yang bergembira ria bila bencana menimpa para mujahidin. Barakallohu’ Fiik, Semoga tulisan ini bermanfaat. Wa’akhiru Dakwathuna. Subhanakallohumma’ Wabihamdikaa’ Ashadu’alaa ‘illaa Anta Astaqfiruka Wa’athubuhu ‘Ilaika. Nun Wal Qolami Wamaa’ Yasthurun, Walhamdulillahirobbil Alamien. Wallohu’ Ta’ala A’lam bish Showab.
Dan segala puji bagi Alloh Robb semesta alam dan shalawat dan salam atas nabi kita Muhammad Ibnu Abdillah Shallallahu’ Alaihi wa Sallam dan keluarganya dan para shahabatnya serta orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik sampai hari kiamat.
Disadur dengan perubahan sedikit Oleh: Ustadz Abu Hanifah Muhammad Faishal alBantani al-Jawy bin Shalih Abu Ramadhan dari Majalah Islam As-Silmi Edisi 13-Sya’ban 1427H/September 2006 M dalam Kitab at-Tarbiyyah al-Jihadiyyah fi Dlaul’ al-Kitab wa Sunnah, Oleh: Guru Kami yang mulia Al-Allamah Al-Faqih Mujahid Fadhilatush Asy-Syaikh Abdul Aziz bin Nashir Al-Julayyil Hafidzhahulloh (Riyadh: Dar Tahyyibah, 1424H), Hal.204-205.
Himbauan kepada umat Islam agar membaca Kitab tersebut atau Kitab-kitab yang kami sebutkan dibawah ini:
· Kitab Ihdzaru La Yafftinannakum Hasan Nashrulloh wa Syi’atuhu, Karya: Al-Allamah Al-Faqih Mujahid Fadhilatush Asy-Syaikh Abdul Aziz bin Nashir Al-Julayyil Hafidzhahulloh.
· Kitab Tahkimul Qowaniin, Karya: Al-Imam Al-Allamah Samahatush Asy-Syaikh Al-Faqih Muhadist Muhammad bin Ibrahim Allu’-Syaikh Rahimahulloh.
· Kitab Al-Kawashif Al-Jaliyyah fi Kufri Daulat As-Su’udiyyah, Karya: Al-Allamah Al-Faqih Mujahid Asy-Syaikh Abu Muhammad Al-Maqdisi Hafidzhahulloh (Ashim’ bin Muhammad bin Thahir Al-Burqawi).
· Kitab Ar-Raddu’ Alaa Kitab Tsamaratul Jihad (Bantahan terhadap Kitab Tsamaratul Jihad Oleh: Abu Ibrahim Al-Mishri), Karya: Al-Allamah Al-Faqih Mujahid Asy-Syaikh Abu Muhammad Al-Maqdisi Hafidzhahulloh.
· Kitab Haqiqah al-Jihad fi al-Islam, Karya:
· Kitab Ahammiyyah al-Jihad fi Nashr ad-Da’wah al-Islamiyyah wa ar-Radd ‘ala ath-Thawa’if adh-Dhallah fihi, Karya:
· Kitab Fadhl al-Jihad wa al-Mujahidin, Karya: Al-Imam Al-Allamah Samahatush Asy-Syaikh Al-Faqih Muhadist Abdul Aziz bin Abdullah bin Baaz Rahimahulloh.
· Kitab Min Wasa’il Daf’ al-Ghurbah, Karya:
Ucapan Terimakasih kepada: Abi dan Ummi serta Abi Ramadhan juga Al-Ukh Conny Latifah (Qanitah) Guru SMPIT Tashfia, Bekasi & SDIT. Ulul Albab Bekasi, Abu Faqih Abdul Wahab At-Teghaly juga kawan-kawan di HASMI, PT. MIM, dan Kru Radio FAJRI 91,4 FM, Bogor yang banyak memberikan motifasi dalam penulisan ulang risalah ini, Guru kami yang mulia Al-Allamah Al-Faqih Fadhilatush Asy-Syaikh DR. Muhammad bin Abdurrahman al-‘Arifi Hafidzhahulloh (Penulis Kitab Fii Bathnil Huut, Terjemah Kitabnya: Di Dalam Perut Ikan (Kumpulan Kisah-Kisah Mengharukan) Terbitan: Pustaka Al-Faruq serta beliau Asy-Syaikh adalah Doktor dalam bidang Aqidah dan aliran-aliran pemikiran masa kini juga Imam dan Khatib Masjid Jami’ Akademi Kepolisian Raja Fadh, Kerajaan Saudi Arabia (KSA), Guru kami yang mulia Al-Allamah Al-Faqih Fadhilatush Asy-Syaikh Ali bin Khudhair al-Khudhair Hafidzhahulloh (Penulis Kitab Ashlu’ Dienul Islam), Guru kami yang mulia Al-Allamah Al-Faqih Fadhilatush Asy-Syaikh Abu Muhammad Ashim’ Al-Burqawi Al-Maqdisi Hafidzhahulloh (Penulis Kitab Al-Kawashif Al-Jaliyyah fi Kufri Daulat As-Su’udiyyah, Terjemahan: Saudi Di Mata Seorang Al-Qaidah, Mengkritisi Praktik Hukum Islam di Kerajaan Arab Saudi, Terbitan: Jazera, Ustadz. Abu Sulaiman Aman Abdurrahman, Lc (beliau dipenjara di Negara Thogut NKRI), Ustadz. Halawi Makmun, Lc, MA (MMI), Ustadz. Farid bin Ahmad Ukhbah, Lc, MA (Mudir Islamic Center Al-Islam, Bekasi), Ustadz. Ahmad Rofi’i, Lc (Mudir Ma’had Al-I’tishom, Karawang), Ustadz. H. Drs. Hartono bin Ahmad Jaiz (Pakar Aliran & Paham Sesat dari Lembaga Pengkajian dan Penilitian Islam (LPPI) juga Penulis Buku Islam Best Seller).
Bekasi Permai, Masjid Al-Falah, 11 Mei 2008 Masehi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar