Rabu, 11 Februari 2009

Resensi Buku Resensi Buku Meraih Kemuliaan Melalui Jihad… Bukan Kenistaan,

Resensi Buku Meraih Kemuliaan Melalui Jihad… Bukan Kenistaan, Dzulqarnain bin Muhammad Sunusi. Kunyah beliau (nama panggilan) adalah Abu Muhammad. cetakan pertama Sya’ban 1427 H/Agustus 2006, ukuran 16,5 X 24,5 cm, tebal 440 halaman, penerbit Pustaka As Sunnah Makassar.

Resensi Buku

Kemuliaan Melalui Jihad……….Bukan Kenistaan

Abu Khaulah Zainul Abidin

jihad islam jihad muslimYang pertama-tama membuat buku ini terasa “lain” dari kebanyakan buku bertema keras, seperti jihad atau terorisme misalnya yang selalu tampil garang bahkan vulgar, adalah judulnya. Dan kita pantas bertanya-tanya, “Pesan apa yang ingin disampaikan penulis melalui nya ?” Sebab, memahami judul mempermudah memahami isi. Mari kita buktikan bahwa penulis buku ini tak sekedar ingin bermanis-manis dengan judul. Dan di hadapan kita ada beberapa kemungkinan.

Kemungkinan pertama, penulis ingin mengatakan bahwa, jihad, dalam rangka meraih kemuliaan, bukanlah perbuatan nista atau tercela. Artinya penulis ingin mengingatkan, “Mengapa kita tak mampu melihat keindahan ajaran Islam dari sudut pandang Islam itu sendiri ? Mengapa kita harus mengambil gambaran Islam dari sudut pandang orang-orang yang membenci nya (yahudi dan nashara), sehingga sebagian kita termakan propaganda mereka serta ikut-ikutan menafikan jihad dan alergi terhadap istilah tersebut?” Padahal Islam agama yang sempurna, menyeru kepada yang ma’ruf dan mencegah yang mungkar, menjunjung tinggi keadilan dan menentang kezholiman, memerintahkan menjaga amanat dan mengharamkan khianat, serta menciptakan keamanan dan menghilangkan keonaran. Dan syari’at yang mulia ini, yang jihad termasuk di dalamnya, ALLAH jadikan tidak lain untuk menjaga agama, aqal, darah, harta, kehormatan pemeluknya, sekaligus sebagai rahmat bagi alam semesta.. Baris demi baris pada Bab I dan II menjabarkan pesan ini. Dan tentu lebih baik seandainya urutan pembahasannya adalah ; Kesempurnaan Islam, Terangnya Jalan Islam, Keadilan Dalam Syari’at Islam, Rahmat Dan Kemurahan Islam, Anjuran Untuk Berbuat Perbaikan…, Islam Adalah Penegak Keamanan, Islam menentang Sikap Ekstrim…., dan Haramnya Perbuatan Zholim……

Kemungkinan ke-dua, penulis ingin mengatakan bahwa, kemuliaan itu hanya dapat diraih melalui jihad, bukan melalui cara-cara yang nista atau tercela. Ini peringatan bagi semua. Bahwa mengembalikan kemuliaan hanya dapat diraih melalui jalan-jalan syar’iy , bukan selainnya yang mana semua itu nista lagi tercela. Dan segala istilah atau penamaan di dalam Islam, dalam hal ini Jihad dan Orang Kafir, harus dikembalikan pertama-tama kepada hakekat syar’iy-nya di mana Islam telah memberikan ta’rif (batasan-batasan) dan dlowabith (ketentuan-ketentuan) di dalam memahami dan mengamalkan nya. Oleh sebab itu, cara-cara meraih kemuliaan yang tidak sejalan dengan ketentuan-ketentuan syari’at tidaklah layak dikatakan atau diberi label “jihad”. Penulis menguraikan pesan ini melalui pembahasan yang jelas dan terperinci pada Bab II dan III.

Kemungkinan ke-tiga, penulis ingin mengatakan bahwa, jihad itu dimaksudkan untuk meraih kemuliaan, bukan untuk meraih kenistaan. Sebuah teguran kepada mereka yang bersemangat untuk jihad namun tak mengetahui atau tak mengindahkan rambu-rambunya, kemudian menganggap semua bentuk penyerangan terhadap orang-orang kafir adalah bagian dari jihad hingga berbuah kenistaan, berupa jatuhnya korban yang tidak berdosa, meratanya kerusakan, menguatnya cengkeraman negara-negara kafir atas negara-negara kaum muslimin, serta semakin menjadi-jadinya kesalahpahaman, kecurigaan, bahkan pelecehan terhadap agama yang suci ini dan terhadap orang-orang yang ta’at menjalankan syari’atnya. Hal ini sejalan dengan apa yang dikatakan Al-Izz bin Abdussalaam (w.660.H) rahimahullahu : “Peperangan apa saja yang tidak mewujudkan kekalahan musuh wajib untuk ditinggalkan. Karena mempertaruhkan nyawa hanya dibolehkan dalam hal-hal yang ada mashlahat kemuliaan agama dan untuk mengalahkan musuh. Apabila hal tersebut tidak tercapai maka wajib untuk meninggalkan perang, karena akan melayangkan nyawa dengan sia-sia, memuaskan hati-hati kaum kuffar, dan merendahkan kaum muslimin. Dan dengan demikian hanya menghasilkan kerusakan semata, tiada suatu mashlahat pun…”(hal: 212). Pesan ini dapat kita tangkap pada Bab III dan IV.

Kemungkinan ke-empat, penulis ingin menyampaikan seluruh pesan di atas, berupa pembelaan, penjelasan, bantahan, sekaligus nasihat hanya dengan satu judul. Dan inilah yang paling kuat. Sebuah judul yang sarat dengan kaedah ilmiyah yang sekaligus menggambarkan prinsip-prinsip agung dari agama yang mulia ini, sebagaimana yang juga ingin penulis tampakkan mulai dari awal hingga akhir tulisannya. Judul yang indah, pembahasan yang runtun dan jernih, serta tutur kata dengan semangat “mengajak”, menjadikan buku ini lebih dari sekedar perlu untuk dibaca.

Sayang, keindahan buku ini tidak diimbangi Layout dan Setting-nya. Cover-nya pun masih terlalu “klasik” (seram). Seandainya akan dicetak ulang, tentu penampilannya harus diperbaiki. Dan tidak berlebihan kalau kami usulkan agar buku ini, minus Bab IV-nya, diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris. Wallahu a’lam.

disarikan dari Situs http://jihadbukankenistaan.com/

Menyorot Perayaan Valentine’s Day

" Menyorot Perayaan Valentine’s Day "

Oleh: Abu Hanifah Muhammad Faishal alBantani al-Jawy bin Shalih Abu Ramadhan

Editor: Al-Akh Muhammad Lukman As-Sundawy, SH, I

Cinta adalah sebuah kata yang indah dan mempesona yang hingga sekarang belum ada yang bisa mendefinisikan kata cinta itu sendiri. Meskipun demikian setiap insan yang memiliki hati dan pikiran yang normal tahu apa itu cinta dan bagaimana rasanya. Maha suci Dzat Yang telah menciptakan cinta.

Jika kita berbicara tentang cinta, maka secara hakikat kita akan berbicara tentang kasih sayang; jika kita berbicara tentang kasih sayang, maka akan terbetik dalam benak kita akan suatu hari yang setiap tahunnya dirayakan, hari yang selalu dinanti-nantikan oleh orang-orang yang dimabuk cinta, dan hari yang merupakan momen terpenting bagi para pemuja nafsu.

Sejenak membuka lembaran sejarah kehidupan manusia, maka disana ada suatu kisah yang konon kabarnya adalah tonggak sejarah asal mula diadakannya hari yang dinanti-nantikan itu. Tentunya para pembaca sudah bisa menebak hari yang kami maksud. Hari itu tak lain dan tak bukan adalah “Valentine Days” (Hari Kasih Sayang?).

Fatwa Bom Syahid di Palestina Dari Para Ulama Ahlus Sunnah

Dikumpulkan oleh: Farid Nu’man

Berikut ini akan saya kumpulkan fatwa-fatwa ulama dunia tentang bom syahid, yang ternyata merupakan pandangan jumhur (mayoritas) ulama, bahwa mereka memperbolehkannya. Hanya sedikit ulama yang menyebutnya itu adalah bom bunuh diri. Sayangnya fatwa-fatwaUlama Ahlus Sunnah ini nampaknya juga tidak dihargai bahkan dilecehkan oleh kalangan yang bermulut tajam, bahkan oleh Luqman Ba’abduh disebut fatwa bodoh. Begitu pula oleh Abdul Hakim bin Amir Abdat dalam salah saru ceramahnya dalam YOUTUBE, dia meyesat-nyesatkan fatwa tersebut.

Nah inilah para ulama yang mereka anggap fatwanya sesat dan bodoh tersebut.

Fatwa Syaikh Muhadist Muhammad Nashirudin al Albany Rahimahulloh

Didalam Shahih Mawarid Azh Zham’an oleh Syaikh al AlBany (dipublikasikan setelah beliau wafat), dia berkata pada bab kedua, halaman 119, setelah menjelaskan hadits populer Abu Ayyub, mengenai firman Alloh walaa tulqu bi aydiikum ilat-tahlukah, dia berkata :

“Dan ini adalah kisah populer yang menjadi bukti yang sekarang dikenal sebagai operasi bunuh diri dimana beberapa pemuda Islam pergi lakukan terhadap musuh-musuh Alloh, akan tetapi aksi ini diperbolehkan hanya pada kondisi tertentu dan mereka melakukan aksi ini untuk Alloh dan kemenangan agama Alloh, bukan untuk riya, reputasi, atau keberanian, atau depresi akan kehidupan”

Sumber: http://salafiharoki.wordpress.com/2008/01/22/fatwa-syaikh-al-bani-mengenai-bomb-syahid/

Selanjutnya beliau juga berkata:

Ketika ditanya mengenai aksi bom Syahid Syaikh al Albany menjawab:

Itu bukanlah bom bunuh diri, bunuh diri adalah dimana ketika seorang muslim membunuh dirinya untuk menyelamatkan diri dari kesusahan hidupnya atau sesuatu yang sama seperti itu, sejauh yang kamu tanyakan itu, itu adalah jihad untuk Alloh, akan tetapi kita harus mempertimbangkan aksi ini tidak bisa dilakukan secara individual tanpa di desain oleh seseorang yang menjadi ketua yang mempertimbangkan apakah itu menguntungkan Islam dan kaum muslimin, dan jika Amir memutuskan untuk kehilangan mujahid tadi lebih menguntungkandibandingkan unuk menahannya, terutama jika hal itu menyebabkan kerusakan musuh, kemudian pendapat Amir tersebut terjamin bahkan walaupun si mujahid tadi tidak senang dengan dengan hal itu, maka dia harus mematuhinya..

Syaikh al Albany kemudian melanjutkan

Bunuh diri adalah salah satu dosa besar, ini jika seseorang mati karena dia menginginkan untuk ngakhiri dunianya…, dan jika untuk berjihad maka itu bukanlah bunuh diri, didalam kisah para sahabat radhiAllohu ‘anhum sering dilakukan untuk melawan jumlah musuh yang besar oleh mereka..

Rekaman Audio: http://www.fatwa-online.com/audio/other/oth010/0040828_2.rm

Fatwa Syaikh Al-Allamah Shalih bin Ghanim As-Sadlan

Syaikh Masyhur bin Hasan 'Allu Salman berkata, Sesudah menjelaskan keharaman aksi bom bunuh diri ini dari Syaikh Shalih bin Ghanim As-Sadlan mengatakan, Kemudian kita datang kepada beberapa gambaran dari aksi-aksi bunuh diri, yang dilakukan oleh sebagian kaum muslimin dengan tujuan memancing kemarahan musuh.

Walaupun perbuatan ini tidak memajukan atau memundurkan, tetapi dengan banyaknya aksi-aksi ini bisa jadi akan melemahkan musuh atau membuat takut mereka. Aksi-aksi bunuh diri ini berbeda dari pelaku yang satu dengan pelaku yang lainnya. Kadang-kadang orang yang melakukan aksi bom bunuh diri ini terpengaruh oleh orang-orang yang membenarkan perbuatan ini, maka dia melakukannya dengan niat berperang, berjihad dan membela suatu keyakinan. Jika yang dibela benar, dan dia melakukannya dengan landasan pendapat orang yang membolehkannya maka bisa jadi dia tidak dikatakan bunuh diri; karena dia berudzur dengan apa yang dia dengar.( Koran Al-Furqon Kuwait, 28 Shafar, edisi 145, hal. 21 dengan perantaraan Salafiyyun wa Qadhiyatu Filisthin,hal. 62.)

http://salafiharoki.wordpress.com/2008/01/26/fatwa-syaikh-al-allamah-shalih-bin-ghanim-as-sadlan-mengenai-bom-syahid/

Fatwa Asy- Syaikh Abdullah bin Humaid

Di suatu sore hari, pada tahun 1400 H, pada saat Syaikh Abdullah bin Humaid Rahimahullohu Ta’ala –mantan Hakim Agung di Makkah Al-Mukarramah– sedang memberikan ceramah di samping pintu masuk ke sumur Zamzam di dekat Ka’bah Al-Musyarrafah, ada seseorang yang bertanya tentang hukum aksi bom syahid. Orang tersebut berkata, “Wahai Syaikh yang mulia, apakah hukumnya dalam Islam jika ada seorang muslim yang mengenakan seperangkat peledak, kemudian dia menyusup ke dalam sekumpulan musuh kaum muslimin dan meledakkan dirinya dengan maksud untuk membunuh sebanyak mungkin dari musuh tersebut?”


Syaikh menjawab, “Alhamdulillah, sesungguhnya aksi individu seorang muslim yang membawa seperangkat bahan peledak, kemudian dia menyusup ke dalam barisan musuh dan meledakkan dirinya dengan maksud untuk membunuh musuh sebanyak mungkin dan dia sadar bahwa dia adalah orang yang pertama kali terbunuh; saya katakan; bahwa perbuatan yang dilakukannya adalah termasuk bentuk jihad yang disyariatkan. Dan, insya Alloh orang tersebut mati syahid.” (Dikutip dari Al-‘Amaliyyat Al-Istiyhadiyyah fi Al-Mizan Al-Fiqhiy/DR. Nawaf Hail Takruri/hlm 101-102/penerbit Dar Al-Fikr, Beirut/Cetakan kedua edisi revisi/1997 M –1417 H.)

Fatwa Asy-Syaikh Hamuud Bin 'Uqla Asy-Syu’aibi Tentang Bom Syahid

Al-Allamah Fadhilah Syaikh Hamuud bin ‘Uqla Asy-Syu’aibi, (Rahimahulloh)

Mujahidin di Palestina, Chechnya dan selain keduanya di negeri-negeri Muslim melaksanakan Jihad demi mengalahkan musuh-musuh mereka dengan satu methode yang disebut Istisyhadiyah. Operasi Istisyhadiyah ini dilakukan dengan cara mengikatkan bahan peledak pada tubuh mereka, atau diletakkan dalam kantongnya atau alat-alat yang ada pada dirinya atau juga dalam mobilnya yang dipenuhi dengan explosive kemudian meledakkan dirinya ditengah sekumpulan musuh atau tempat-tempat musuh dan yang semisalnya, atau dengan berpura-pura menyerah kepada musuh kemudian dia meledakkan dirinya dengan tujuan memperoleh kesyahidan dan memerangi musuh serta menimbulkan kerugian pada mereka.

Bagaimanakah hukum operasi seperti itu? Dan apakah hal tersebut termasuk perbuatan bunuh diri ? Apapula perbedaan antara bunuh diri dan operasi Istisyhadiyah ?.Jazaakumullahu Khair, dan semoga Alloh memberikan ampunan-Nya kepada anda..

Jawab :

Segala puji bagi Alloh, Rabb (Tuhan) semesta alam,shalawat dan Salam atas semulia-mulia Nabi dan Rasul, nabi kita Muhammad s.a.w, juga atas keluarganya dan sahabatnya,seluruhnya. Selanjutnya:

Sebelum menjawab pertanyaan ini, seyogyanya anda mengetahui bahwa operasi yang disebut ini, merupakan masalah semasa (kontemporer) yang dimasa lalu methode seperti ini tidak didapati. Dan memang setiap zaman memiliki karakteristik permasalahan tersendiri yang timbul di zaman itu. Karena itu para ulama berijtihad dengan memperhatikan nash-nash dan keumumannya, serta perbincangan mengenai hal tersebut dan fakta-fakta yang menyerupainya juga, bagaimana fatwa Ulama Salaf mengenai hal berkenaan.


Firman Alloh:


“Tiadalah Kami alpakan sesuatupun di dalam Al Kitab” (Al-An’am : 3)

Dan Rasululloh s.a.w bersabda tentang Al-Qur’an:


“Di dalamnya terdapat keputusan terhadap urusan di antara kalian”

Amaliyah (operasi) Istisyhadiyah yang tersebut di atas adalah amalan Masyru’ (disyari’atkan dalam Islam) dan merupakan bagian dari Jihad Fie Sabilillah jika pelakunya memiliki niat yang ikhlas. Operasi inipun termasuk methode yang paling berhasil dalam Jihad Fie Sabilillah melawan musuh-musuh dien ini, karena dengan wasilah seperti terjadilah kerugian dan kerusakan pada musuh, baik berupa terbunuhnya orang-orang kafir atau terluka, sekaligus menimbulkan kengerian dan ketakutan pada mereka. Juga, dalam operasi istisyhad ini nyata, terlihatlah keberanian dan kekuatan hati kaum Muslimin dalam menghadapi kaum kafir, dan merontokkan hati musuh-musuh Islam, sekaligus menghinakan mereka dan mengakibatkan kedongkolan dalam jiwa-jiwa mereka, dan hal-hal lainnya yang merupakan kemaslahatan bagi kaum Muslimin, yang semuanya itu merupakan maslahat-maslahat Jihadiyah.

Masyru’iyat operasi-operasi tersebut dibuktikan dengan adanya dalil-dalil dari Al-Qur’an dan As-Sunnah, dan Ijma’ juga dengan adanya beberapa fakta yang terjadi di dalamnya serta fatwa Salafush Sholeh mengenai hal ini, sebagaimana akan disebutkan kemudian, Insya Alloh.


Pertama : Dalil-dalil Qur’an

Firman Alloh:

“Dan di antara manusia ada orang yang mengorbankan dirinya karena mencari keridhaan Alloh; dan Alloh Maha Penyantun kepada hamba-hamba-Nya.” (Al-Baqarah : 207)


Sesungguhnya sahabat r.a menerapkan ayat ini ketika seorang Muslim seorang diri berjibaku menerjang musuh dengan bilangan yang banyak yang dengan itu nyawanya dalam kondisi berbahaya, sebagaimana Umar bin Khaththab dan Abu Ayub Al-Anshari juga Abu Hurairah radhiyAllohu ‘Anhum sebagaimana diriwayatkan oleh Abu Dawud dan At-Tirmidizy dan Ibnu Hibban serta Al-Hakim menshahihkannya ( Tafsir Al-Qurthubi 2/361)

Firman Alloh :

“Sesungguhnya Alloh telah membeli dari orang-orang mu’min, diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka. Mereka berperang pada jalan Alloh; lalu mereka membunuh atau terbunuh. (Itu telah menjadi) janji yang benar dari Alloh di dalam Taurat, Injil dan Al Qur’an. Dan siapakah yang lebih menepati janjinya (selain) daripada Alloh? Maka bergembiralah dengan jual beli yang telah kamu lakukan itu, dan itulah kemenangan yang besar.” ( At-Taubah 111 )Ibnu Katsir -semoga Alloh merahmatinya- berkata: Kebanyakan (Ulama/Mufassir) berpendapat bahwa ayat tersebut berkenaan dengan setiap Mujahid Fie Sabilillah.

Firman Alloh :

“Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Alloh, musuhmu dan orang-orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya; sedang Alloh mengetahuinya. Apa saja yang kamu nafkahkan pada jalan Alloh niscaya akan dibalas dengan cukup kepadamu dan kamu tidak akan dianiaya (dirugikan).” (Al-Anfal : 60)

Alloh berfirman terhadap mereka yang merusak perjanjian :

“Jika kamu menemui mereka dalam peperangan, maka cerai beraikanlah orang-orang yang di belakang mereka dengan (menumpas) mereka, supaya mereka mengambil pelajaran” (Al-Anfal:57).


Kedua: Dalil-dalil dari As-Sunnah:

Hadits Ghulam (pemuda) yang kisahnya terkenal, terdapat dalam Shahih Bukhari, ketika ia menunjukkan musuh cara membunuh dirinya, lalu musuh itupun membunuhnya, sehingga ia mati dalam keadaan syahid di jalan Alloh. Maka operasi seperti ini merupakan salah satu jenis Jihad, dan menghasilkan manfaat yang besar, dan kemaslahatan bagi kaum Muslimin, ketika penduduk negeri itu masuk kepada dien(agama) Islam, yaitu ketika mereka berkata : “Kami beriman kepada Rabb (Tuhan) nya pemuda ini”.

Petunjuk (dalil) yang dapat di ambil dari hadits ini adalah bahwa Pemuda (Ghulam) tadi merupakan seorang Mujahid yang mengorbankan dirinya dan rela kehilangan nyawa dirinya demi tujuan kemaslahatan kaum Muslimin. Pemuda tadi telah mengajarkan mereka bagaimana cara membunuh dirinya, bahkan mereka sama sekali tidak akan mampu membunuh dirinya kecuali dengan cara yang ditunjukkan oleh pemuda tersebut, padahal cara yang ditunjukkan itu merupakan sebab kematian dirinya, akan tetapi dalam konteks Jihad hal ini diperbolehkan.

Operasi sedemikian ini diterapkan oleh Mujahidin dalam Istisyhad (operasi memburu kesyahidan), kedua-duanya memiliki inti masalah yang sama, yaitu menghilangkan nyawa diri demi kemaslahatan jihad. Amalan-amalan seperti ini memiliki dasar dalam syari’at Islam. Tak ubahnya pula dengan seseorang yang hendak melaksakanan Amar Ma’ruf Nahyi Munkar di suatu tempat dan menunjukkan manusia kepada Hidayah sehingga dia terbunuh di tempat tersebut, maka dia dianggap sebagai seorang Mujahid yang Syahid, ini seperti sabda Nabi s.a.w:
“Jihad yang paling utama adalah mengatakan Al-haq di depan penguasa yang Jaa-ir (jahat)”

Amaliyah yang dilakukan oleh Bara bin Malik dalam pertempuran di Yamamah. Ketika itu ia diusung di atas tameng yang berada di ujung-ujung tombak, lalu dilemparkan ke arah musuh, diapun berperang (di dalam benteng) sehingga berhasil membuka pintu Benteng. Dalam kejadian itu tidak seorangpun sahabat r.a menyalahkannya. Kisah ini tersebut dalam Sunan Al-Baihaqi, dalam kitab As-Sayru Bab At-Tabarru’ Bit-Ta’rudhi Lilqatli (9/44), tafsir Al-Qurthubi (2/364), Asaddul Ghaabah (1/206), Tarikh Thabari.

Operasi yang dilakukan oleh Salamah bin Al-’Akwa dan Al-Ahram Al-Asadi, dan Abu Qatadah terhadap Uyainah bin Hishn dan pasukannya. Dalam ketika itu Rasululloh s.a.w memuji mereka, dengan sabdanya: “Pasukan infantry terbaik hari ini adalah Salamah” (Hadits Muttafaqun ‘Alaihi /Bukhari-Muslim).

Ibnu Nuhas berkata : Dalam hadits ini telah teguh tentang bolehnya seorang diri berjibaku ke arah pasukan tempur dengan bilangan yang besar, sekalipun dia memiliki keyakinan kuat bahwa dirinya akan terbunuh.Tidak mengapa dilakukan jikan dia ikhlas melakukannya demi memperoleh kesyahidan sebagaimana dilakukan oleh Salamah bin Al-’Akwa, dan Al-Akhram Al-Asaddi. Nabi s.a.w tidak mencela, sahabat r.a tidak pula menyalahkan operasi tersebut. Bahkan di dalam hadits tersebut menunjukkan bahwa operasi seperti itu adalah disukai, juga merupakan keutamaan. Rasululloh s.a.w memuji Abu Qatadah dan Salamah sebagaimana disebutkan terdahulu.Dimana masing-masing dari mereka telah menjalankan operasi Jibaku terhadap musuh seorang diri (Masyari’ul Asywaq 1/540)

Apa yang dilakukan oleh Hisyam bin Amar Al-Anshari, ketika dia meneroboskan dirinya di antara Dua pasukan, menerjang musuh seorang diri dengan bilangan musuh yang besar, waktu itu sebagian kaum Muslimin berkata: Ia menjerumuskan dirinya dalam kebinasaan, Umar bin Khaththab r.a membantah klaim sebagian kaum Muslimin tersebut, begitu juga Abu Hurairah r.a, lalu keduanya membaca ayat: “Dan diantara manusia ada yang mengorbankan dirinya demi mencari keridhaan Alloh…” (Al-Baqarah 207 )

Al-Mushannif Ibnu Abi Syaibah (5/303,222), Sunan Al-Baihaqi (9/46). Abu hadrad Al-Aslami dan Dua orang sahabatnya menerjangkan diri ke arah pasukan besar, tidak ada orang ke-empat selain mereka bertiga, akhirnya Alloh memenangkan kaum Muslimin atas kaum Musyrikin. Ibnu Hisyam menyebut riwayat ini dalam kitab sirahnya. Ibnu Nuhas menyebutnya dalam Al-Masyaari’ (1/545).

Operasi yang dilakukan oleh Abdullah bin Hanzhalah Al-Ghusail, ketika ia berjibaku menerjang musuh dalam salah satu pertempuran, sedangkan baju besi pelindung tubuhnya sengaja ia buang, kemudian kaum kafir berhasil membunuhnya. Disebutkan oleh Ibnu Nuhas dalam Al-Masyari’ (1/555).

Imam Al-Baihaqi dalam As-Sunan (9/44) menukil tentang seorang lelaki yang mendengar sebuah hadits dari Abu Musa :”Jannah (syurga) itu berada di bawah naungan pedang” Lalu lelaki itu memecahkan sarung pedangnya, lantas menerjang musuh seorang diri, berperang sampai ia terbunuh.

Kisah Anas bin Nadhar dalam salah satu pertempuran Uhud, katanya: “Aku sudah terlalu rindu dengan wangi jannah (syurga)” kemudian ia berjibaku menerjang kaum Musyrikin sampai terbunuh. (Muttafaqun ‘Alaihi).

http://salafiharoki.wordpress.com/2008/01/22/fatwa-asy-syaikh-hamud-bin-uqla-asy-syuaibi-tentang-operasi-istisyhaadiyah/

Fatwa Syaikh Yusuf al Qaradhawy

“Saya ingin katakan di sini bahwa operasi-operasi ini adalah termasuk cara yang paling jitu dalam jihad fisabilillah. Dan ia termasuk bentuk teror yang diisyaratkan dalam Al Qur'an dalam sebuah firman Alloh Ta'ala yang artinya:"Dan persiapkanlah kekuatan apa yang bisa kamu kuasai dan menunggang kuda yang akan bisa membuat takut musuh-musuh Alloh dan musuhmu." (QS. Al Anfal: 60).

Penamaan operasi ini dengan nama "bunuh diri" adalah sangat keliru dan menyesatkan. Ia adalah operasi tumbal heroik yang bernuansa agamis, ia sangat jauh bila dikatakan sebagai usaha bunuh diri. Juga orang yang melakukannya sangat jauh bila dikatakan sebagai pelaku bunuh diri.

Orang yang bunuh diri itu membunuh dirinya untuk kepentingan pribadinya sendiri. Sementara pejuang ini mempersembahkan dirinya sebagai korban demi agama dan umatnya. Orang yang bunuh diri itu adalah orang yang pesimis atas dirinya dan atas ketentuan Alloh, sedangkan pejuang ini adalah manusia yang seluruh cita-citanya tertuju kepada rahmat Alloh Ta’ala.

Orang yang bunuh diri itu ingin menyelesaikan dari dirinya dan dari kesulitannya dengan menghabisi nyawanya sendiri, sedangkan seorang mujahid ini membunuh musuh Alloh dan musuhnya dengan senjata terbaru ini yang telah ditakdirkan menjadi milik orang-orang lemah dalam menghadapi tirani kuat yang sombong. Mujahid itu menjadi bom yang siap meledak kapan dan di mana saja menelan korban musuh Alloh dan musuh bangsanya, mereka (baca: musuh) tak mampu lagi menghadapi pahlawan syahid ini. Pejuang yang telah menjual dirinya kepada Alloh, kepalanya ia taruh di telapak tangan-Nya demi mencari syahadah di jalan Alloh.

Para pemuda pembela tanah airnya, bumi Islam, pembela agama, kemuliaan dan umatnya, mereka itu bukanlah orang-orang yang bunuh diri. Mereka sangat jauh dari bunuh diri, mereka benar-benar orang syahid. Karena mereka persembahkan nyawanya dengan kerelaan hati di jalan Alloh; selama niatnya ikhlas hanya kepada Alloh saja; dan selama mereka terpaksa melakukan cara ini untuk menggetarkan musuh Alloh Ta'ala, yang jelas-jelas menyatakan permusuhannya dan bangga dengan kekuatannya yang didukung oleh kekuatan besar lainnya.”

Bahkan Syaikh al Qaradhawy menguatkan pendapatnya dengan pandangan ulama klasik yang juga membolehkan aksi sejenis bom syahid, yakni pandangan Imam al Jashash, Imam al Qurthubi Imam ar Razi, Imam Ibnu Katsir, Imam ath Thabari, Imam Ibnu Taimiyah, Imam Asy Syaukani, Syaikh Rasyid Ridha, dan lain-lain.

Pada akhir fatwanya, dia berkata:

“Saya (Al Qardhawi) yakin kebenaran itu sudah sangat jelas sekali, cahaya pagi itu sudah nampak bagi yang punya indera. Semua pendapat di atas membantah mereka yang mengaku-aku pintar, yang telah menuduh para pemuda yang beriman kepada Tuhannya kemudian bertambah yakin keimanannya itu. Mereka telah menjual dirinya untuk Alloh, mereka dibunuh demi mempertaruhkan agama-Nya. Mereka menuduhnya telah membunuh diri dan menjerumuskan dirinya ke dalam kebinasaan. Mereka itu, insya Alloh, adalah para petinggi syahid di sisi Alloh. Mereka adalah elemen hidup yang menggambarkan dinamika umat, keteguhannya untuk melawan, ia masih hidup bukan mati, masih kekal tidak punah. Seluruh apa yang kami minta di sini adalah: seluruh operasi itu dilakukan setelah menganalisa dan menimbangkan sisi positif dan negatifnya. Semua itu dilakukan melalui perencanaan yang matang sekali di bawah pengawasan kaum muslimin yang mumpuni . Kalau mereka melihat ada kebaikan, segera maju dan bertawakkal kepada Alloh. Karena Alloh SWT berfirman yang artinya:"Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Alloh, maka sesungguhnya Alloh itu Maha Agung dan Maha Bijaksana." (QS. Al Anfal: 49)”

(Fatawa Mu’ashirah, hal. 503-505, Jld. 3. Cet.1, Darul Qalam, Kairo)

disarikan dari Situs http://abuhudzaifi.multiply.com/

Fatwa Bom Isytihadiyyah

oleh: Abu Hanifah Muhammad Faishal alBantani al-Jawy

الحمد لله، نحمده ونستعينه ونستهديه ونستغفره، ونعوذ بالله تعالى من شرور أنفسنا ومن سيئات أعمالنا، من يهده الله فلا مضل له ومن يضلل فلن تجد له ولياً مرشداً، وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له، خصنا بخير كتاب أنزل وأكرمنا بخير نبي أرسل، وجعلنا بالإسلام خير أمة أخرجت للناس، نأمر بالمعروف وننهى عن المنكر ونؤمن بالله، جعلنا بالإسلام أمة وسطا لنكون شهداء على الناس ويكون الرسول علينا شهيدا، وأشهد أن سيدنا وإمامنا وأسوتنا وحبيبنا ومعلمنا محمدا عبد الله ورسوله، أدى الأمانة وبلغ الرسالة ونصح للأمة وجاهد في الله حق جهاده وتركنا على المحجة البيضاء ليلها كنهارها لا يزيغ عنها إلا هالك، فمن يطع الله ورسوله فقد رشد ومن يعص الله ورسوله فلا يضر إلا نفسه، ولا يضر الله شيئا، (إن أحسنتم أحسنتم لأنفسكم وإن أسأتم فلها ومن شكر فإنما يشكر لنفسه ومن كفر فإن ربي غني كريم)، اللهم صل وسلم وبارك على هذا الرسول الكريم، وعلى آله وصحابته، وأحينا اللهم على سنته وأمتنا على ملته واحشرنا في زمرته مع الذين أنعمت عليهم من النبيين والصديقين والشهداء والصالحين وحسن أولئك رفيقا، أما بعد،،،

أوصيكم وإياي بتقوى الله فقد فاز المتقون ،

Saya menyeru diri saya dan saudara-saudara / saudari semua agar marilah sama-sama kita bertaqwa dan terus bertaqwa kepada Alloh sehingga ke titisan darah yang terakhir. فلا تموتن إلا وأنتم مسلمون . Dan janganlah kamu mati melainkan dalam keadaan Islam.

Kematian seseorang itu berbeza-beza sebabnya, tetapi kematian itu hanyalah satu. Seorang penyair berkata :

وَمَنْ لَمْ يَمُتْ بِالسَّيْفِ مَاتَ بِغَيْرِه # تَنَوَّعَتِ الأسْبَابُ والمَوْتُ وَاحِد

Barangsiapa yang tidak mati kerana pedang, akan mati kerana sebab lainnya
Bermacam-macam ragam sebab yang datang, namun matinya sekali cuma

Sebaik-baik mati adalah mati dalam beriman kepada Alloh. Dan mati yang paling agung sekali ialah mati syahid fi sabilillah yang ganjarannya tidakl ternilai di sisi Alloh azza wa jalla.

Syahid itu ada tiga macam :

1- Syahid Akhirat – orang yang mati kerana menderita sakit perut, mati terbakar, mati kerana penyakit taun, mati kerana ditimpa robohan dll sebagaimana yang disebutkan dalam hadith-hadith. Mereka ini semua dimandikan, dikafankan dan disembahyangkan ke atas mereka. Akan tetapi mereka akan tetap dapat pahala syahid di Akhirat.

2- Syahid Dunia – orang yang dilaksanakan ke atasnya hukum-hakam syahid di dunia ini. Inilah syahid yang hakiki pada pandangan Syara’. Mereka ini tidak dimandikan dan tidak dikafankan bahkan ditanam dengan baju dan darahnya. Akan tetapi, kadang-kadang tiada baginya pahala di Akhirat yang selayaknya untuk para syuhada jika sekiranya niatnya semasa berperang melawan kuffar tadi semata-mata untuk dapatkan kepentingan duniawi.

3- Syahid Dunia & Akhirat – Iaitu orang yang berperang untuk menjadikan kalimah Alloh ianya yang tertinggi, ikhlas kepada Alloh dalam perjuangan, sentiasa mara dan tidak mundur dalam mengahadpi musuh. Yang ini juga tidak dimandikannya, tidak dikafankan, dikebumikan dengan bajunya dan darahnya. Ia memperoleh pahala yang besar di sisi Alloh di Akhirat kelak. Dan inilah syahid yang paling tinggi nilainya di sisi Alloh. Dan syahid inilah yang berlaku di Palestin sekarang ini.

Sidang Jumaat sekalian,

Rabitah Ulama Palestin (Persatuan Ulama Palestin) pada 5 Mei 2001 bersamaan 11 Safar 1422H telah mengeluarkan fatwa bahawa perbuatan rakyat Palestin mengebom diri sendiri di komuniti Israel adalah “amaliyyah istiyshaadiyyah عملية استشهادية ” (operasi mati syahid) dan jihad fi sabilillah. Ini adalah kerana dengan berbuat demikian, ia boleh membuat Israel marah dengan sebab pembunuhan & kecederaan, boleh mencampakkan rasa gerun ke dalam hati mereka, menakut-nakutkan mereka, menghancurkan mereka, menggoncangkan foundation daulah mereka supaya mereka memikirkan untuk meninggalkan Palestin, supaya bilangan pendatang tanpa izin ( مهاجر غير شرعي ) daripada kalangan Yahudi luar ke Palestin berkurangan, supaya mereka mengahadapi kerugian material yang besar, supaya kuku-kuku besi mereka yang sentiasa mencengkam menjadi tumpul & semangat mereka menjadi lemah selemah-lemahnya.

Fatwa ini berdasarkan dalil daripada Al-Quran, Hadith dan Ijma Ulama.

1- Al-Quran :

i – Firman Alloh S.W.T. dalam surah at-Taubah : 111

إنَّ اللهَ اشْتَرَى مِنَ المُؤْمِنِيْنَ أَنْفُسَهُمْ وَأَمْوَالَهُمْ بِأَنَّ لَهُمُ الجَنَّةَ يُقَاتِلُوْنَ فِيْ سَبِيْلِ اللهِ فَيَقْتُلُوْنَ وَيُقْتَلُوْنَ وَعْدًا عَلَيْهِ حَقًّا فِيْ التَّوراةِ والإنْجِيْلِ والْقُرْآن وَمَنْ أوْفَىْ بِعَهْدِهِ مِنَ اللهِ فَاسْتَبْشِرُوْا بِبَيْعِكُمُ الذِيْ بَايَعْتُمْ بِه وَذلِكَ هُوَ الفَوْزُ العَظِيْم

Maksudnya : “Sesungguhnya Alloh telah membeli daripada orang-orang mukmin, diri dan harta mereka dengan memberikan syurga untuk mereka. Mereka berperang pada jalan Alloh, lalu mereka membunuh atau terbunuh. (Itu telah menjadi) janji yang benar dari Alloh di dalam Taurat, Injil dan Al-Quran. Dan siapakah yang lebih menepati janjinya (selain) daripada Alloh ? Maka bergembiralah dengan jual-beli yang telah kamu lakukan itu, dan itulah kemenangan yang besar."

ii- Firman Alloh S.W.T. dalam surah al-Anfaal : 60

وَأَعِدُّوْا لَهُمْ مَا اسْتَطَعْتُمْ مِنْ قُوَّةٍ وَّمِنْ رِبَاطِ الْخَيْلِ تُرْهِبُوْنَ بِهِ عَدُوَّ اللهِ وَعَدُوَّكُمْ وَآخَرِيْنِ مِنْ دُوْنِهِمْ لا تَعْلَمُوْنَهُمْ اللهُ يَعْلَمُهُمْ وَمَا تُنْفِقُوْا مِنْ شَيْءٍ فِيْ سَبِيْلِ اللهِ يُوَفَّ إِلَيْكُمْ وَأنْتُمْ لا تُظْلَمُوْنَ

Maksudnya : “Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka dengan kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Alloh, musuhmu dan orang-orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya; sedang Alloh mengetahuinya. Apa saja yang kamu nafkahkan pada jalan Alloh nescaya akan dibalasi dengan cukup kepadamu dan kamu tidak akan dianiaya.”

iii- Firman Alloh S.W.T. dalam surah at-Taubah : 120

وَلاَ يَطَئُوْنَ مَوْطِئًا يَغِيْظُ الكُفَّارَ وَلا يَنَالُوْنَ مِنْ عَدُوٍّ نَيْلاً إلاَّ كُتِبَ لَهُمْ بِهِ عَمَلٌ صَالِحٌ إنَّ اللهَ لاَ يُضِيْعُ أجْرَ المُحْسِنِيْنَ

Maksudnya : “…dan tidak patut (juga) mereka tidak menginjak suatu tempat yang membangkitkan amarah orang-orang kafir, dan tidak menimpakan sesuatu bencana kepada musuh, melainkan dituliskanlah bagi mereka dengan yang demikian itu suatu amal yang soleh. Sesungguhnya Alloh tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang berbuat baik.”

2- Sunnah

i - جاء في الحديث الشريف الذي رواه الحاكم : أن رجلا قال يا رسول الله ، أرأيتَ لو انغَمَسْتُ في المشركين وقاتلتُهم حتى قُتلتُ ؟ إلى الجنة ؟ قال : نعم ، فانغمسَ الرجل في صف المشركين فقاتل حتى قتل

Maksudnya : “Dalam hadith yang diriwayatkan oleh al-Hakim : Bahawa seorang lelaki telah berkata kepada Rasululloh S.A.W. : wahai Rasul Alloh, apakah hukum kalau saya terjun dalam (komuniti) musyrikin dan fight / berlawan dengan mereka sehingga saya terkorban ? (Adakah akan) ke syurga? Baginda menjawab : Ya. Lalu terjun / masuklah laki-laki tadi ke dalam saf musyrikin, berlawan dengan mereka hinggalah ia terkorban (syahid).”

Bukan seorang sahaja sahabat yang berbuat demikian pada zaman Nabi S.A.W dalam perang Uhud dan nabi S.A.W. tak pernah melarangnya, bahkan memberikan khabar gembira dengan janji syahid kepada mereka yang minta izin daripada baginda untuk keluar berjihad.

ii – Rasululloh S.A.W juga ada bersabda :

مَنْ قُتِلَ دُوْنَ مَالِهِ فَهُوَ شَهِيْد ، وَمَنْ قُتِلَ دُوْنَ دَمِهِ فَهُوَ شَهِيْد ، وَمَنْ قُتِلَ دُوْنَ دِيْنِهِ فَهُوَ شَهِيْد ، وَمَنْ قُتِلَ دُوْنَ أهْلِهِ فَهُوَ شَهِيْد

Maksudnya : “Barangsiapa yang terbunuh kerana mempertahankan hartanya, maka ia adalah syahid, barangsiapa yang terbunuh kerana mempertahankan darahnya, dia adalah syahid, barangsiapa yang terbunuh kerana mempertahankan agamanya, dia adalah syahid (dan) barangsiapa yang terbunuh kerana mempertahankan ahli keluarganya, maka ia (juga) adalah syahid.”

3 – Ijma’ Ulama

Ulama telah bersepakat menyatakan bahawa kalau ada seorang muslim bertindak melawan 1000 musuh, sekiranya ia mengidami untuk mengalahkan mereka atau meggentarkan mereka, maka tidak mengapa dengan demikian itu kerana qasad ia berbuat demikian ialah untuk menghancurkan musuh Islam, berdasarkan firman Alloh taala تُرْهِبُوْنَ بِهِ عَدُوَّ اللهِ وَعَدُوَّكُمْ وَآخَرِيْنِ مِنْ دُوْنِهِمْ

Syeikhul-Islam Ibn Taimiyyah dalam fatwanya yang masyhur tentang memerangi tentera Tatar berdalilkan hadith yang diriwayatkan Muslim dalam Sahih nya mengenai kisah Ashabul-Ukhdud (iaitu cerita mengenai seorang anak yang diperintahkan supaya bunuh diri sendiri kerana kemaslahatan untuk menzahirkan agama Islam. Seorang raja yang mengaku dirinya tuhan telah bertindak untuk membunuh anak yang beragama Tauhid, namun tidak pernah berjaya walaupun telah dihantar ke puncak gunung dan juga ke tengah lautan. Anak tadi masih boleh pulang dalam keadaan selamat sempurna. Lalu, anak kecil tadi berkata kepada raja : Jika tuan mahu membunuh saya, tuan suruh orang ramai berkumpul di satu tempat. Kemudian tuan suruh naikkan daku ke atas kayu palang (salib), lalu tuan ambil satu anak panah kepunyaanku dari dalam busurnya. Kemudian tuan bidik aku dengan tepat, lalu tuan bacalah بِسْمِ رَبِّ الغُلام Dengan nama Alloh, Tuhan anak kecil ini”. Dengan berbuat demikian, barulah tuan dapat membunuhku. Permintaannya dilakukan oleh raja, beliau memanahnya, tepat kena pada jantungnya dan terkulailah ia lalu mati. Tiba-tiba terloncatlah dari mulut seluruh yang hadir ; آمَنَّا بِرَبِّ الغُلامKami semua beriman dengan Tuhan anak kecil ini”. Daripada peristiwa ini, seorang anak kecil yang kuat imannya telah terkorban tetapi gantinya yang datang lebih seorang, semuanya beriman dengan Alloh S.W.T.).

Imam Al-Ghazali, hujjatul Islam dalam Ihya Ulumiddinnya berkata, tiada khilaf bahawa seorang muslim secara sendirian boleh menyerang barisan kuffar, meskipun ia tahu bahawa dia akan terkorban.

Imam Nawawi juga berkata, harus terjun ke dalam golongan kuffar, dan مجابهة / konfrontasi untuk syahid adalah harus, tiada karahah (makruh) padanya di sisi jumhur ulama.

Begitu juga dengan pandangan ulama kontemporari sekarang umpamanya Dr. Yusof Al-Qardhawi. Fatwa beliau tentang perkara ini pertama kali dikeluarkan pada tahun 1996 sebagaimana yang disiarkan oleh akhbar Mesir, الشعب yang bertarikh 28 Jun 1996. Ianya adalah sebesar-besar jihad fi sabilillah. Ianya termasuk dalam

الإرهاب المشروع (terrorism yang disyariatkan Alloh) sebagaimana firman Alloh : وَأَعِدُّوْا لَهُمْ مَا اسْتَطَعْتُمْ مِنْ قُوَّةٍ وَّمِنْ رِبَاطِ الْخَيْلِ تُرْهِبُوْنَ بِهِ عَدُوَّ اللهِ وَعَدُوَّكُمْ وَآخَرِيْنِ مِنْ دُوْنِهِمْ .

Dr. Yusof turut mengecam media-media yang mengganggap perbuatan itu sebagai عملية انتحارية (operasi bunuh diri). Ini adalah penamaan yang salah lagi sesat. Sesungguhnya ianya adalah عملية استشهادية . Membuat perbandingan (qias) orang yang syahid dalam operasi ini sama dengan orang bunuh diri ( المنتحر ) adalah قياس مع الفارق . iaitu qias yang tidak sepadan, perbandingan yang tidak kena. المنتحر membunuh dirinya sendiri kerana jiwanya ada rasa takut, tidak sabar dan putus asa pada perkara yang tidak diredhai Alloh. Adapun mujahid dalam hal ini, jiwanya فرحة مستبشرة gembira lagi optimistik, mengharapkan syurga Alloh, ingin mengangkat agama Alloh dan menggentarkan musuh-musuh Alloh. Jadi, al-muntahir dan al-mustayhid adalah tidak sama.

Kebanyakan ulama dunia sepakat dalam hal ini walaupun ada sesetenghnya menolak umpamanya mufti Arab Saudi yang berkata :

( لا أعلم لها وجها شرعيا ولا أعتبرها من الجهاد في سبيل الله وأخشى أن تكون من قتل النفس )

Maksudnya : “Saya tak nampak ianya mengikut syara’ dan saya tak mengganggapnya termasuk dalam jihad fi sabilillah dan saya takut ianya termasuk dalam kategori bunuh diri

Syeikhul Azhar, Mohamed Sayyed Tantawi yang dulunya Mufti Republik Arab Mesir, yang dikenali lebih bersifat liberal dalam fatwanya terutamanya berkenaan faedah bank, turut sama mengatakan syahid terhadap penentangan atau intifada Palestin terhadap Yahudi Israel. Kenyataanya dipetik daripada majalah bulanan Al-Wa’yu Al-Islami edisi Julai/Ogos 2001, keluaran negara Mesir. Beliau berkata, orang yang bertemu Tuhannya kerana terkorban daripada perbuatan ini ianya adalah syahid, dan ia dihimpunkan pada Hari Qiamat bersama-sama زمرة الصديقين والشهداء .

Dengan wujudnya fatwa-fatwa demikian daripada ulama-ulama tersohor & diiktiraf dunia, maka rakyat Palestin tidak lagi segan-segan atau takut-takut untuk memerangi Yahudi. Sejak akhir-akhir ini banyak sekali terdengar pengebom berani mati mengebom diri sendiri di kawasan Israel. Tidak ada apa lagi yang harus mereka gusarkan. Demi untuk mempertahankan tanahair, demi mempertahankan maruah Islam, demi mempertahankan orang Islam lainnya, demi mempertahankan rumah Alloh Al-Aqsa & juga Al-Quds, mereka sanggup syahid. Mereka sanggup bomkan diri mereka di tempat berhimpunnya orang Yahudi. Inilah senjata baru yang paling ampuh yang digunakan rakyat Palestin dalam mencari keredhaan Alloh, iaitu ‘bom manusia’. Itulah keputusan terbaik buat mereka daripada tidak tahan melihat umat Islam terutamanya orang awam, kanak-kanak dsb dibunuh sesuka hati Yahudi. Siapalah yang tidak mahukan balasan pahala syahid yang tidak ternilai untuk dibandingkan.

Namun timbul kekeliruan bahawa Islam tidak benarkan memerangi orang yang tidak bersalah seperti orang awam, kanak-kanak dsb yang tidak bersalah. Dan ini berlaku di Palestin. Memang benar apa yang ditimbulkan. Ramai orang awam Israel yang terbunuh dalam tragedi pengebom berani mati.

Sesungguhnya antara asas jihad dalam Islam ialah المعاملة بالمثل iaitu Islam membenarkan muslimin memerangi musuh mereka sebagaimana mereka orang-orang kafir lakukan terhadap orang Islam. Alloh telah berfirman dalam Al-Quran : (al-Baqarah : 194)

فَمَنِ اعْتَدَى عَلَيْكُمْ فَاعْتَدُوْا عَلَيْهِ بِمِثْلِ مَا اعْتَدَى عَلَيْكُمْ

Maksudnya : “Oleh sebab itu, barangsiapa yang menyerang kamu, maka seranglah ia, seimbang dengan serangannya terhadapmu.”

Dan firman Alloh S.W.T. (an-Nahl : 126)

وَإنْ عَاقَبْتُمْ فَعَاقِبُوْا بِمِثْلِ مَا عُوْقِبْتُمْ بِهِ

Maksudnya : “Dan jika kamu memberikan balasan, maka balaslah dengan balasan yang sama dengan siksaan yang ditimpakan kepadamu…”

Muslimin Yang dirahmati Alloh,

Hampir 1500 tahun yang lalu, rasa permusuhan itu sudah dimulai. Bani Qainuqa, Bani Nadhir, dan Bani Quraizhah mengkhianati semua isi kesepakatan damai yang dimeterai bersama Muhammad S.A.W, ketua Negara Madinah al-Munawwarah.

Pengkhianatan itu bahkan dikerjakan dengan konspirasi tingkat tinggi bersama bangsa Quraisy. Jika bangsa Quraisy akan menghantam gerakan Islam dari luar, maka kaum Yahudi Madinah akan menghancurkannya dari dalam.

Konspirasi itu dapat digagalkan oleh Nabi. Sebagai ganjarannya mereka diusir dari wilayah Madinah, Akan tetapi pengkhianatan mereka tidak cukup sampai di sini. Mereka terus melancarkan perlawanannya dengan cara menyusup masuk ke celah-celah barisan Islam.

Puncaknya, mereka berhasil membunuh Khalifah Amirul Mukminin Umar bin Khattab. Demikian juga mereka berhasil membangkitkan fitnah atas diri Utsman bin Affan, dan mempertajam pertentangan antara kubu Ali bin Abi Thalib dengan Mu'awiyah bin Abu Sofyan.

Mereka bawa masuk pelbagai ajaran sesat. Maka lahirlah berbagai aliran pemikiran aneh yang sama sekali tidak bersumber dari ajaran Islam, al-Qur'an dan as-Sunnah. Di tengah masyarakat Islam tumbuh subur kisah-kisah Israiliyat. Kisah-kisah bikinan kaum Yahudi yang bertujuan memutar belitkan kebenaran Islam dengan cara yang sangat halus. Seolah-olah kisah itu Islami, padahal sesungguhnya sama sekali tidak dibenarkan oleh Islam. Mereka juga berhasil memasukkan hadits-hadits palsu yang berjumlah puluhan bahkan ratusan ribu.

Alhamdulillah, di tengah-tengah kaum Muslimin ada ahli-ahli hadits yang dengan ketelitiannya dapat memilih-milih mana hadits yang benar dan mana yang telah dipalsukan.

Jika kita membaca sejarah, kaum Yahudi bukan hanya musuh kaum Muslimin, bahkan semua bangsa. Kaum Yahudi pada dasarnya adalah musuh bersama dunia, dari dulu hingga sekarang.

Di saat ini kaum Bani Israel telah dapat mendirikan kembali kerajaannya di tengah-tengah Tanah Arab di Palestin yang dipunyai oleh orang Arab sejak 1,400 tahun dan beratus-ratus tahun sebelum itu ianya telah dikuasai oleh Romawi & Yunani. Sudah lebih dari 2000 tahun tidak lagi org Yahudi mempunyai negeri itu. Tetapi dengan wang & pengaruh, mereka menguasai pendapat dunia untuk tidak mengakui negeri Islam itu. Tujuh negara Arab telah kalah berperang dengan mereka pada tahun 1948 dan langsung negara Israel berdiri.

Setelah ditanyai orang kepada presiden Mesir ketika itu, Gamal Abdel Nasser, apa sebab 7 negara Arab dapat kalah oleh satu negara Israel, Nasser menjawab : “Kami kalah ialah kerana kami pecah jadi tujuh, sedang mereka hanya satu.”

Pada 1948, peperangan hebat berlaku antara orang Islam Arab dengan Yahudi, yang menyebabkan kekalahan arab, negara-negara arab ketika itu baru 7 buah. Kemudian selepas itu menjadi 13, sekali lagi Israel mengadakan serbuan besar-besaran. Sehingga dalam masa 6 hari sahaja lumpuhlah segala kekuatan Arab Islam, hancur segenap kekuatannya.

Macam-macam pendapat / andaian timbul yang memberitahu sebab – sebab terjadi demikian. Ada yang mengatakan kerana persenjataan Israel lebih lengkap & lebih moden, ada pula yg mengatakan bantuan negara-negara Barat terlalu besar kepada Israel sedang Republik Arab Mesir sangat mengharap bantuan Rusia, tapi saat datangnya penyerangan besar Israel itu, bantuan Rusia yang ditunggu-tunggu itu tidak datang. Ada yang mengatakan bahawa Amerika & Rusia menasihati Mesir agar jangan menyerang lebih dahulu, kalau sudah diserang baru membalas. Tetapi Israellah yang menyerang lebih dahulu, sedang pihak Arab telah terlalu taat kepada anjuran Rusia & AS.

Prof Hamka dalam tafsirnya, Tafsir Al-Azhar telah menyanggah andaian-andaian tadi. Beliau menegaskan bahawa segala analisa itu bukanlah sebab utama kekalahan. Kalau nak dikatakan persenjataan Israel lebih lengkap, senjata Mesir tidak kurang lengkapnya. Kalau tidak lengkap, takkan berani Gamal Abdel Nasser menyiarkan di radio-radio “kalau mereka telah menyerang Israel pagi-pagi, petang harinya mereka sudah boleh menduduki Tel Aviv.” Kalau nak dikatakan Yahudi Israel itu lebih cerdas & pintar, maka sejarah dunia sejak zaman Rom sampai zaman Arab menunjukkan bahawa bangsa yang lebih cerdas kerap kali dapat dikalahkan oleh bangsa yang masih belum cerdas. Bangsa Jerman yang yg waktu itu masih biadap, telah dapat mengalahkan Rom. Begitu juga bangsa Arab yang dikatakan belum cerdas waktu itu, telah dapat menakluk kerajaan Rom & Parsi.

Sebab yang sebenarnya menurut Hamka ialah kerana orang Arab khususnya & Islam amnya telah meninggalkan senjata batin yang jadi sumber dari kekuatannya, iaitulah iman. Orang-orang arab yang berperang menangkis serangan Israel sebelum tahun 1967 itu tidak lagi menyebut-nyebut Islam. Islam telah mereka tukar dengan Sosialisme Ilmiah ala Karl Max. Bagaimana akan menang orang Arab yang sumber kekuatannya ialah imannya, lalu meninggalkan iman itu. Nama Nabi Muhammad S.A.W sebagai pemimpin, mereka tinggalkan lalu ditonjolkan nama Karl Marx, seorang Yahudi. Jadi, untuk lawan Yahudi, mereka buang pemimpin mereka sendiri dan mereka kemukakan pemimpin Yahudi.

Ahli-ahli fikir Islam moden telah membuat kesimpulan bahawasanya Palestin & Baitul Maqdis tidaklah akan dapat diambil kembali daripada rampasan Yahudi (Zionis) itu, sebelum orang Arab khususnya dan orang Islam seluruh dunia umumnya, mengembalikan fikirannya kepada Islam. Sebab, baik Yahudi dengan Zionoisnya, atau negara-negara Kapitalis dgn Kristianismenya yg membantu secara moral & material ke arah pembentukkan negara Israel itu, kedua-duanya bergabung menjadi satu melanjutkan perang salib secara moden, bukan untuk menentang Arab kerana dia Arab, melainkan menentang Arab kerana dia Islam.

لَتَجِدَنَّ أشَدَّ النَّاسِ عَدَاوَةً لِلَّذِيْنَ آمَنُوْا اليَهُوْدَ والَّذِيْنَ أشْرَكُوْا

Maksudnya : “Sesungguhnya kamu dapati orang-orang yang paling keras permusuhannya terhadap orang-orang beriman ialah orang-orang Yahudi dan orang-orang musyrik.” – al-Maidah : 82

Di atas kertas, tinggal selangkah lagi bagi kaum Yahudi untuk mewujudkan impiannya. Terutama ini dimungkinkan oleh dokongan Amerika Syarikat dan negara-negara Barat lainnya. Cita-cita mereka adalah untuk mewujudkan sebuah Israel Raya atau Israel Kubra.

Mendiang Gamal Abdul Naser pada tahun 60-an pernah berkata:Israel adalah Amerika dan Amerika adalah Israel. Menyerang Israel sama halnya dengan menyerang Amerika”.

Peristiwa terbaru yang menimpa Amerika sudah cukup memberi isyarat bahawa bala yang mereka terima adalah hasil daripada tangan-tangan mereka sendiri. Walaupun belum dibuktikan siapa sebenarnya bertanggungjawab, samada terrorist Islam atau lainnya, namun ianya cukup memberi pengajaran kepada Amerika bahawa masih ada kuasa besar yang mengatasi mereka iaitu Alloh S.W.T. Ada yang berpendapat ini adalah balasan Tuhan terhadap musuh-musuh Alloh. Musuh-musuh Alloh dari dulu sampai sekarang, semua canggih belaka ...gagah di zaman masing-masing...tapi Alloh hancurkan dengan cara-cara yang tak pernah terfikir oleh kepala otak mereka. Dahulu, Namrud yang hebat di zamannya mati hanya kerana seekor serangga kecil, Abrahah & tenteranya menjadi seperti daun-daun yang dimakan ulat kerana diserang burung-burung yang membawa batu, Firaun yang pernah mendakwa dirinya tuhan, penentang utamanya lahir dari istananya sendiri, hari ini Amerika yang dikira hebat dari segi kelengkapan perang dsb di mukabumi ini telah diaibkan dengan hanya sebilah pisau. Seolah-olah apa yang mereka impikan dalam filem-filem Box Office mereka telah benar-benar menjadi kenyataan malah lebih dahsyat lagi daripada apa yang mereka fikirkan.

Sidang Jumaat yang dirahmati Alloh,

Sesungguhnya apa yang dihadapi oleh rakyat Palestin adalah terlalu azab untuk diceritakan. Hanya orang Palestin yang lebih mengetahui situasi sebenarnya yang berlaku di sana. نحن أهل فلسطين ، أهل مكة أدرى بشعابها . “Kami ahli Palestin, ahli Makkah lebih mengetahui tentang rakyatnya”, kata ulama Palestin.

Berita, gambar-gambar, visual dan sebagainya yang sampai kepada kita adalah yang sudah ditapis dari Barat. Berita keganasan rakyat Palestin dihighlightkan dan diperbesar-besarkan, manakala berita kedurjanaan Yahudi Israel disekunderkan. اتفاق سلام atau perjanjian damai yang ditaja oleh Barat bagi menyelesaikan masalah ini tak ubah seperti nak membawa pemimpin Palestin jalan-jalan dan makan angin sahaja. Sudah beratus-ratus perjanjian dibuat, namun keganasan & peluasan kuasa oleh Yahudi terus-terusan berlaku. Rakyat bawahan juga yang menjadi mangsa.

Jihad Elektronik

Dr. Yusof al-Qardhawi dalam kenyataan terbaru beliau yang dipetik daripada laman web Planetarabia.Com menyatakan bahawa semua jalan boleh diambil dalam melancarkan gerakan jihad terhadap Israel, termasuklah jihad elektronik. Beliau ditanya pemberita Mesir tentang perkara berkaitan kejadian/perbuatan rakyat Palestin yang mengebom diri mereka sendiri di komuniti Israel, jika ia adalah amaliyah istisyhadiyyah, bagaimana pula memusnahkan laman web - laman web Israel di internet. Beliau menjawab :

كل هذه أعمال عظيمة والمقاومة يجب أن تلجأ لكل الوسائل المتاحة

Semua ini adalah kerja-kerja agung / terpuji, dan penentangan terhadap Israel mestilah dibuat mengikut semua wasilah yang ada.

Ini bermakna, perlu ada webmaster-webmaster yang berstatus hackers bertindak menggodam laman web-laman web Israel di internet sebagai salah satu cara penentangan kita umat Islam terhadap keganasan Yahudi Israel terhadap umat Islam Palestin. Kalau seandainya mengebom diri sendiri di komuniti Israel dianggap syahid yang terpaksa mengorbankan nyawa yang tidak boleh diganti balik, apalah sangat dengan merosakkan laman web mereka yang ternyata boleh dipulihkan kembali dalam masa yang tidak panjang.

Beliau menegaskan bahawa, perbuatan rakyat Palestin mengebom diri mereka di kawasan komuniti Israel adalah merupakan amaliyah isytihadiyyah (operasi mati syahid), bukannya amaliyyah intihaariyyah (operasi bunuh diri).

هذا هو رأي مئات العلماء . إنها من اعظم أعمال الشهادة

Ini adalah pendapat ratusan ulama, ianya adalah sebesar-besar kerja syahid

Keyakinan kita terhadap kehancuran Bani dan kaum Yahudi secara keseluruhan itu tidak membuat kita hanya menunggu dan menunggu. Justeru keyakinan itu harus diwujudkan dalam bentuk persiapan untuk memberikan perlawanan kepada mereka, di semua sektor kehidupan. Kita yakin terhadap semua janji Alloh yang akan membalas segala kekuatan jahat yang berlaku di muka bumi. Kita juga yakin terhadap ayat Alloh berikut ini:

وَمَكَرُوْا وَمَكَرَ اللهُ والله خَيْرُ المَاكِرِيْن

“Orang-orang kafir itu membuat tipu daya, dan Alloh membalas tipu daya mereka itu. Dan Alloh sebaik-baik pembalas tipu daya” (Ali-Imraan: 54)

Rasululloh S.A.W. sendiri telah menganalisis dan memaklumkan kepada kita, suatu projeksi yang sedang kita tunggu saat berlakunya :

“Tidak akan terjadi hari Qiamat sampai datang saatnya orang-orang Yahudi memerangi umat Islam. Lalu ummat Islam pun memerangi mereka, sampai-sampai mereka (Yahudi) sama-sama bersembunyi di balik batu dan pepohonan. Batu dan pepohonan itu berbicara kepada si muslim: Wahai Muslim, ini di balikku ada orang Yahudi. Kemarilah dan bunuhlah dia.” (Hadits dari Ibnu Umar)

بارك الله لي ولكم في القرآن العظيم ونفعني وإياكم بما فيه من الآيات والذكر الحكيم وتقبل الله مني ومنكم تلاوته ، إنه هو السميع العليم . أقول قولي هذا وأستغفر الله العظيم لي ولكم ولسائر المسلمين والمسلمات والمؤمنين والمؤمنات فاستغفروه إنه هو الغفور الرحيم .